Friday, June 19, 2009

Tahun Imam


DUKUNGAN BAGI PARA IMAM

Di hadapan relikwi Pastor Yohanes Vianney yang dibawa langsung dari Ars, Perancis, Paus Benediktus XVI membuka Tahun Imam (19/06/09). Ribuan imam turut hadir pada acara yang diselenggarakan di Basilika Santo Petrus, Vatikan ini.

“Terima kasih kepada anda semua para imam, yang datang begitu banyak, memenuhi undangan saya untuk hadir pada pembukaan Tahun Imam ini. Secara khusus untuk Kardinal Claudio Hummes, Prefek Kongregasi Klerus dan Mgr. Guy Claude Bagnard, uskup Belley-Ars”, ujar Paus pada Ibadat Agung pembukaan Tahun Imam.

Tahun imam yang baru pertama kalinya dicanangkan ini mulai berlangsung resmi pada tanggal 19 Juni 2009. Paus membuka Tahun Imam bertepatan dengan Pesta Hati Kudus dan Hari Doa Sedunia. Tahun Imam ini diadakan untuk menandai peringatan 150 tahun kematian Pastor yang saleh dari Ars, Perancis, St. Yohanes Maria Vianney, pelindung para imam.

Ikut Terluka

Tahun Imam yang baru saja dimulai ini, sebenarnya telah diumumkan oleh Paus sejak pertengahan Maret yang lalu. Waktu itu Paus menyampaikannya dalam Sidang Umum Konggregasi Klerus. Dalam sambutannya, Paus menyinggung empat aspek yang terkait dengan hidup seorang imam. Pertama, seorang imam tidak mewartakan dirinya sendiri, melainkan Allah. Umat hendak menemukan Allah lewat imam yang mereka jumpai. Kedua, seorang imam tak dapat dilepaskan dalam keterikatannya dengan Gereja. Tugas perutusan seorang imam bukanlah berasal dari dirinya melainkan selalu berkaitan dengan Gereja. Ketiga adalah unsur hirarkis. Dalam lingkungan gereja, tingkatan wewenang telah diwariskan sejak awal berdirinya gereja. Paus, sebagai pengganti Petrus merupakan pimpinan yang kuasanya diakui dan ditaati. Dan tentu saja, imam menyadari juga unsur ini. Keempat adalah unsur doktrinal, sesuatu yang tak terpisahkan dari kehidupan seorang imam.

Menurut Kardinal Claudio Hummes, Prefek Kongregasi Klerus, tujuan tahun imam bukanlah sekedar seremonial belaka. Tahun Imam ada kaitannya dengan mencuatnya pemberitaan besar-besaran pelecehan seksual yang dilakukan oleh sejumlah imam. “Banyak imam di seantero dunia, ikut terluka atas peristiwa yang terjadi belum lama ini, yaitu kasus-kasus pedofilia yang dilakukan oleh sejumlah imam dan diberitakan oleh media massa secara luas”, papar Kardinal sebagaimana dimuat sejumlah media. Masih menurut Kardinal Hummes, demi keadilan, imam-imam yang bersalah harus diadili dan dihukum. Namun, demi keadilan juga, imam-imam yang tak bersalah, namun ikut menderita akibat pemberitaan luas, harus diperhatikan dan dihargai. “Kita harus mengatakan pada para imam bahwa kita bangga akan mereka dan mengakui mereka sebagai kelompok yang amat berarti, baik bagi gereja maupun masyarakat”, ujar Kardinal Hummes. Saat ini terdapat 408.000 imam di seluruh dunia.

Teladan Sejati

Tahun ini merupakan peringatan 150 tahun meninggalnya St.Yohanes Vianney. Adalah menarik bahwa Paus Benediktus XVI yang dikenal sebagai seorang intelektual besar menaruh perhatian luar biasa pada Pastor Vianney yang amat sederhana, khususnya sebagai teladan para imam. Paus Benediktus menyebut Vianney sebagai “Teladan sejati seorang gembala yang melayani kawanan Kristus”.

Sebenarnya tidak hanya Paus Benediktus XVI yang mengagumi Pastor Vianney. Paus Pius X (1903-1914) juga dikenal amat menghormati Vianney. Di meja kerja Paus X, selain terdapat salib, juga sebuah patung. Patung tersebut bukan salah satu Rasul atau Doktor Gereja, melainkan patung Yohanes Vianney, imam sederhana dari Ars. Siapakah gerangan Pastor Yohannes Maria Vianney?

Pastor Vianney lahir pada saat yang tidak menguntungkan bagi negerinya, Perancis. Tiga tahun sesudah kelahirannya di tahun 1786, pecah Revolusi Perancis. Revolusi ini antara lain ditandai semangat penuh kebencian terhadap gereja. Pada waktu itu banyak gereja dimusnahkan dan tidak sedikit Uskup, imam, suster yang menjadi korban pembantaian. 

Vianney sejak kecil sudah memiliki keinginan untuk menjadi imam. Saat di seminari, ia nyaris dikeluarkan karena kemampuan intelektualnya yang amat pas-pasan. Hanya karena Vianney dikenal amat baik, ia diijinkan untuk ditahbiskan. Saat itu Vikjen Keuskupan berkata: “Biarkanlah dia ditahbiskan. Rahmat Allah yang akan menyempurnakannya!”. Vikjen yang sama juga mengatakan: “Gereja tidak hanya membutuhkan imam-imam yang cerdas, tapi juga imam yang saleh!”.

Pastor Vianney ditugaskan di sebuah dusun kecil, Ars. Umat di paroki dusun ini hanya berjumlah 230 orang saja. Namun dalam beberapa tahun kemudian, dusun Ars menjadi terkenal di seluruh dunia justru karena semangat pelayanan serta kesucian imamnya yang sederhana, Yohanes Maria Vianney.

Tanggapan Positif dan Antusias

Tahun Imam yang dicanangkan Paus Benediktus XVI mendapat tanggapan positif dan antusias di banyak tempat. Konferensi Para Uskup Amerika Serikat langsung menyambutnya dengan penuh kegembiraan. Para Uskup AS ini bahkan membuka web-site khusus di http://www.usccb.org/yearforpriests

Mgr. Mauro Piacenza , menyatakan bahwa ide Tahun Imam adalah amat tepat. Menurutnya, Tahun Imam merupakan kebutuhan untuk menguatkan diri para imam dari dalam. “Tahun Imam dapat memperkokoh identitas diri imam sekaligus dapat membaharui motivasi imam”, ujarnya dalam wawancara dengan Radio Vatikan (2/6/09).

Keuskupan Phoenix, Arizona menandai Tahun Imam dengan pelbagai cara. Pada hari yang sama (19/6/09) Tahun Imam dirayakan juga di Katedral Phoenix. Menurut uskupnya, Mgr. Thomas J. Olmsted, Tahun Imam akan membawa banyak berkat. “Secara khusus, Tahun Imam akan membawa banyak berkat panggilan baru”, ujar Mgr. Thomas ( The Catholic Sun, 4/6/09). Bulan Juni ini, ada 3 imam baru ditahbiskan di keuskupan Phoenix.

Kardinal Claudio Hummes, perfek Kongregasi Klerus menyatakan bahwa Tahun Imam merupakan momentum penting. Para imam, menurutnya, layak untuk mendapat pengakuan baik dari Gereja maupun masyarakat. Kongregasi Klerus juga mensponsori retret Internasional para Imam di Ars, Perancis yang akan diadakan pada tanggal 27 September hingga 3 Oktober 2009.

Di tanah air, Tahun Imam juga mendapat perhatian cukup besar. Uskup Bandung, Mgr. Pujasumarta Pr, lewat Multiply-nya, mengajak para imam maupun umat untuk mengisi Tahun Imam dengan pelbagai kegiatan. Pembukaan Tahun Imam, ditandai dengan perayaan Ekaristi di Katedral Bandung maupun di paroki-paroki keuskupan Bandung. Sedangkan Surat Edaran dari Kongregasi Klerus tentang Tahun Imam, menjadi bahan pertemuan para imam di keuskupannya (3/6/09). Sementara itu, di Keuskupan Tanjung Karang, para imam menandai Tahun Imam dengan mengadakan retret bersama (2-8 Juni 2009).

Menurut rencana, Tahun Imam akan ditutup pada tanggal 19 Juni 2010 dengan acara utama Pertemuan Para Imam seluruh dunia di lapangan Santo Petrus, Vatikan. (Foto: Fr. Julio, Br. Ngazi, Pst. Rudy dan tukang potret keliling).

Heri Kartono, OSC. (Dimuat di majalah HIDUP edisi 5 Juli 2009).