Monday, May 28, 2012

Ludovicus Doewe 2






SAMPAI LUPA PERNAH MENULIS

Hari Sabtu (26/5/2012) ada yang istimewa di Gedung Fakultas Filsafat Unpar, Bandung. Sejak pagi hari ruangan aula ditata secara berbeda. Ada panggung dengan karpet merah, ada bunga-bunga cantik, juga ada banner besar menyolok dengan tulisan: Launching Buku “Ludovicus Doewe, Pelopor Sunda Katolik”. Ya, sore harinya, memang diadakan acara launching. Sekitar 135 undangan hadir, diantaranya keluarga besar Doewe dan rombongan dari Ciledug. Selain mereka, terlihat juga  Mgr.Glen Lewandowski, OSC, pimpinan OSC yang berkedudukan di Roma, Pst.Agust Surianto Pr, direktur Penerbit OBOR, Pst.Harimanto OSC, dekan Fak.Filsafat Unpar dan Keluarga Ganda Kusuma.

Prof.Jakob Sumardjo (budayawan, sastrawan) dan Pst.Agus Rachmat OSC (mantan Rektor Unpar), yang termasuk kontributor/ penulis dalam buku Pak Doewe, tampil sebagai pembicara. Pembicara ketiga adalah Pst.Wirasmo Hadi Pr, vikjen Keuskupan Bandung. Acara launching ini dimeriahkan juga dengan hiburan yang dibawakan Ance Parera, gitaris ternama di Bandung.

Acara launching diprakarsai oleh alumni Sekolah Santo Thomas, sekolah yang dirintis oleh Pak Doewe di Ciledug. Pemandu acara Ayu dan Njoto, adalah juga alumni St.Thomas. Njoto, mungkin karena gugup, berkali-kali menyebut pastor Heri dengan sebutan 'bapak' yang membuat hadirin tertawa geli. Njoto antara lain meminta pastor Heri OSC, penggagas dan editor buku, menceriterakan seluk beluk penulisan buku pak Doewe. Menurut Pastor Heri, buku ini mulai direncanakan sejak tahun 2007. Saat itu pastor Heri mulai menghubungi beberapa penulis, antara lain Prof.Jakob Sumardjo. Namun, karena berbagai kendala, buku ini baru selesai Mei 2012.

Saat giliran Prof. Jakob Sumardjo berbicara, ia berkata: "Beberapa hari yang lalu saya menerima buku ini!”, ujarnya sambil menunjukkan buku pak Doewe. “Saya terkejut bahwa di dalamnya ada tulisan saya. Saya sampai lupa pernah diminta romo Heri menulis tentang suku Sunda dalam kaitan dengan kesundaan bapak Doewe!", ujar Jakob Sumardjo disambut tawa hadirin.

Pak Frans Soesmojo, salah satu anak pak Doewe yang masih hidup, menyatakan kepuasannya atas acara launching buku tentang ayah kandungnya ini. "Kami sungguh terharu bahwa orang tua kami masih dikenang dan dihargai jasa-jasanya", ujar pak Frans. Pst.Wirasmo Hadi Pr, Vikjen Keuskupan Bandung, dalam kesempatan itu menghimbau agar umat Katolik Ciledug memikirkan untuk mengadakan acara peringatan Pak Doewe setiap tahun. "Bapak-ibu dapat memperingati pak Doewe, misalnya setiap tanggal dibaptisnya beliau, 25 Mei". Anjuran Vikjen ini disambut tepuk tangan hadirin, terutama umat Ciledug yang banyak hadir juga.

Secara keseluruhan, acara launching berjalan menarik. Stefanus Tjetje Wirjadi yang hadir bersama istri dan 3 anaknya mengatakan: "Sungguh suatu moment yang meriah dan mengharukan. Keluarga saya bisa mengikuti dengan baik. Suatu pengalaman penting buat mereka!", ujar pengusaha sukses asal Ciledug ini.
Heri Kartono.

NB:
Acara launching buku ini diberitakan juga di KORAN JAKARTA:
http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/91630





Saturday, May 5, 2012

Ludovicus Doewe



PELOPOR SUNDA KATOLIK

Bermula dari suatu pertemuan di Belo Horizonte, Brasil tahun 2007. Saya dan Pastor Agus Rachmat OSC kebetulan mengikuti pertemuan tersebut. Saat break, kami berbincang-bincang tentang masa kecil, terutama tentang kota kecil Ciledug, Cirebon. Kami memang berasal dari kampung yang sama.
Saat berbicara tentang Ciledug, kami mengenang kembali jasa-jasa Pak Doewe Prawiradisastra, pionir Katolik di sana. Kebetulan baik orang tua pastor Agus maupun orang tua saya, menjadi Katolik adalah berkat jasa dan pengaruh Pak Doewe.

Dari perbincangan informal itu terbetik keinginan untuk menerbitkan sebuah buku tentang Pak Doewe. Buku ini ditulis pertama-tama sebagai bentuk penghargaan yang setinggi-tingginya atas jasa-jasa beliau. Selain itu, kami yakin pula bahwa semangat serta keteladanan Pak Doewe yang luar biasa dapat ditularkan kepada siapa saja yang membaca riwayat hidupnya.
Gagasan penulisan buku mendapat respons positif dari pelbagai kalangan. Selain berisi tulisan tentang riwayat Pak Doewe, buku ini juga diperkaya dengan tulisan lain, masih berkaitan dengan Pak Doewe. Dengan demikian, gambaran tentang Pak Doewe, disoroti juga dari sisi pendidikan, kekatolikan dan ke-sundaan.

Ada banyak orang yang turut berperan aktif dalam proses penerbitan buku ini. Untuk itu, kami menghaturkan penghargaan serta limpah terima kasih. Secara khusus kami ingin mengucapkan terima kasih: Pertama, kepada keluarga besar Pak Doewe, khususnya bapak FX. Soesmoyo, anak ke-4 alm Pak Doewe. Sebagian besar informasi tentang Pak Doewe diperoleh lewat tangan Pak Soesmoyo. Kedua, kepada Mgr.Pujasumarto Pr, Uskup Bandung (periode 16 Juli 2008 s/d 12 Nopember 2010) yang menyambut baik gagasan penulisan buku ini serta bersedia menyampaikan sambutan tertulisnya. Ketiga, kepada para kontributor: Prof. Jacob Sumardjo, Pastor Agus Rachmat OSC, mas Doni Koesumo, ibu Theresia Soestiati. Keempat, kepada Anjar Anastasia yang telah merangkum dengan baik tulisan kisah pak Doewe. Selanjutnya juga kepada Mbak Retno editor senior KKG dan Pak Winarto yang telah bersedia meng-edit naskah akhir. Last but not least, kami ucapkan terima kasih kepada Penerbit OBOR yang bersedia  menerbitkan buku ini.

Heri Kartono, OSC