Hari Sabtu (26/5/2012) ada yang istimewa di Gedung Fakultas
Filsafat Unpar, Bandung. Sejak pagi hari ruangan aula ditata secara berbeda.
Ada panggung dengan karpet merah, ada bunga-bunga cantik, juga ada banner besar
menyolok dengan tulisan: Launching Buku “Ludovicus Doewe, Pelopor Sunda
Katolik”. Ya, sore harinya, memang diadakan acara launching. Sekitar 135 undangan
hadir, diantaranya keluarga besar Doewe dan rombongan dari Ciledug. Selain
mereka, terlihat juga Mgr.Glen
Lewandowski, OSC, pimpinan OSC yang berkedudukan di Roma, Pst.Agust Surianto
Pr, direktur Penerbit OBOR, Pst.Harimanto OSC, dekan Fak.Filsafat Unpar dan
Keluarga Ganda Kusuma.
Prof.Jakob Sumardjo (budayawan, sastrawan) dan Pst.Agus
Rachmat OSC (mantan Rektor Unpar), yang termasuk kontributor/ penulis dalam
buku Pak Doewe, tampil sebagai pembicara. Pembicara ketiga adalah Pst.Wirasmo
Hadi Pr, vikjen Keuskupan Bandung. Acara launching ini dimeriahkan juga dengan
hiburan yang dibawakan Ance Parera, gitaris ternama di Bandung.
Acara launching diprakarsai oleh alumni Sekolah Santo Thomas,
sekolah yang dirintis oleh Pak Doewe di Ciledug. Pemandu acara Ayu dan Njoto,
adalah juga alumni St.Thomas. Njoto, mungkin karena gugup, berkali-kali
menyebut pastor Heri dengan sebutan 'bapak' yang membuat hadirin tertawa geli.
Njoto antara lain meminta pastor Heri OSC, penggagas dan editor buku,
menceriterakan seluk beluk penulisan buku pak Doewe. Menurut Pastor Heri, buku
ini mulai direncanakan sejak tahun 2007. Saat itu pastor Heri mulai menghubungi
beberapa penulis, antara lain Prof.Jakob Sumardjo. Namun, karena berbagai
kendala, buku ini baru selesai Mei 2012.
Saat giliran Prof. Jakob Sumardjo berbicara, ia berkata:
"Beberapa hari yang lalu saya menerima buku ini!”, ujarnya sambil
menunjukkan buku pak Doewe. “Saya terkejut bahwa di dalamnya ada tulisan saya. Saya
sampai lupa pernah diminta romo Heri menulis tentang suku Sunda dalam kaitan
dengan kesundaan bapak Doewe!", ujar Jakob Sumardjo disambut tawa hadirin.
Pak Frans Soesmojo, salah satu anak pak Doewe yang masih
hidup, menyatakan kepuasannya atas acara launching buku tentang ayah kandungnya
ini. "Kami sungguh terharu bahwa orang tua kami masih dikenang dan
dihargai jasa-jasanya", ujar pak Frans. Pst.Wirasmo Hadi Pr, Vikjen
Keuskupan Bandung, dalam kesempatan itu menghimbau agar umat Katolik Ciledug
memikirkan untuk mengadakan acara peringatan Pak Doewe setiap tahun.
"Bapak-ibu dapat memperingati pak Doewe, misalnya setiap tanggal
dibaptisnya beliau, 25 Mei". Anjuran Vikjen ini disambut tepuk tangan
hadirin, terutama umat Ciledug yang banyak hadir juga.
Secara keseluruhan, acara launching berjalan menarik. Stefanus
Tjetje Wirjadi yang hadir bersama istri dan 3 anaknya mengatakan: "Sungguh
suatu moment yang meriah dan
mengharukan. Keluarga saya bisa mengikuti dengan baik. Suatu pengalaman penting
buat mereka!", ujar pengusaha sukses asal Ciledug ini.
Heri Kartono.
NB:
Acara launching buku ini diberitakan juga di KORAN JAKARTA:
http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/91630
http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/91630