Tidak banyak tokoh yang terlibat dalam
peristiwa Natal, kelahiran Yesus Kristus. Beberapa di antaranya menarik untuk
kita simak. Menarik karena ternyata peristiwa seputar Natal masih tetap aktual
hingga saat ini.
Di
Piazza Venezia, jantungnya kota Roma, sejak awal Desember sudah didirikan pohon
Natal setinggi 30 meter, lebih tinggi dari pohon Natal di Vatikan. Demikian
juga di seantero kota Roma, pernak-pernik hiasan Natal sudah mulai muncul
bahkan sejak bulan Nopember. Semua ingin menyambut Natal, apapun alasannya.
Bila
kita simak kisah kelahiran Yesus dalam Injil, ada banyak orang yang ingin
menyambut Yesus. “..Segera sesudah kamu
menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia”, demikian
pesan Raja Herodes kepada tiga orang Majus yang mencari-cari Yesus yang baru
dilahirkan (Mt.2,8). Pesannya amat jelas bahwa Herodes “sungguh ingin bertemu”
Yesus. Herodes bahkan memberi alasan: “supaya akupun datang menyembah Dia!”
Apakah
Herodes bertemu Yesus? Tidak! Sesungguhnya, baginya kelahiran Yesus justru
dianggap sebagai ancaman. Karenanya tanpa ragu ia bermaksud melenyapkan sang
bayi yang baru lahir itu. Dan ketika sang bayi tidak ditemukan, hatinya menjadi
gelap dan galau. Ia memerintahkan agar seluruh anak lelaki dibawah usia 2 tahun
di Betlehem harus dibunuh, tanpa kecuali. Bagi Herodes, yang paling penting
adalah kekuasaan. Demi mengamankan kekuasaannya itu, apapun ia lakukan. Keinginannya
untuk menyembah Tuhan hanyalah basa-basi belaka.
Tokoh
lain yang menarik perhatian adalah para imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Kedua
tokoh ini adalah orang-orang terhormat, pemimpin masyarakat. Dengan keahliannya,
mereka mampu menunjukkan pada orang lain, dimana Yesus dilahirkan. Namun sayang,
mereka sendiri tak pernah berjumpa Yesus. Mereka memang tidak berminat bertemu.
Seperti Herodes, mereka hanya peduli pada kekuasaan yang sedang mereka nikmati.
Jadi
siapakah yang dapat bertemu Yesus Kristus yang baru dilahirkan? Pertama-tama
adalah para gembala, rakyat jelata. Mereka adalah orang-orang sederhana yang
tulus hatinya. Begitu mendengar kabar kelahiran Yesus, mereka langsung bergegas
mencari dan menemukanNya. (Lk. 2: 9-16). Orang lain yang juga bertemu sang bayi
Illahi adalah tiga orang Majus dari Timur. Dengan hanya petunjuk bintang di
langit mereka berangkat dari negerinya yang jauh, mencari-cari dan akhirnya
menemukan Yesus (Mt.2: 1-11). Ketulusan dan kepolosan hati para gembala dan
orang Majus membuat mereka dapat bertemu Sang Juru Selamat yang turun ke dunia.
Herodes
sang Raja, para Imam Kepala dan ahli-ahli Taurat tidak bertemu Yesus. Orang-orang
yang berkuasa nampaknya cenderung terlena dengan kekuasaan mereka. Mata hati
mereka mudah menjadi gelap oleh kekuasaan yang memang memikat.
Hingga
saat ini, banyak orang menyongsong Natal, kelahiran Yesus Kristus. Dan sejarah
akan terus terulang, hanya mereka yang tulus dalam pencarian, menemukan
kedamaian yang didambakan.
Selamat
Natal.
Heri
Kartono, OSC
Gereja
St.Helena, Lippo Village.
(Koran
Jakarta: 24/12/2012)