PERKAWINAN CATHY DAN INFORMASI TUKANG PARKIR
Cathy Sharon dan Eka Kusumaputera resmi menjadi suami istri. Perkawinannya berlangsung di Gereja St.Fransiskus Xaverius, Kuta, Bali (Sabtu, 14 April 2012). Gereja, sejak dari bagian luar, sudah dihias amat bagus. Bagian dalam apalagi, penuh dengan bunga-bunga istimewa. Ada dua pohon imitasi berwarna putih dengan pernak-pernik meriah, menghias bagian kiri dan kanan tengah Gereja.
Misa belangsung hikmat dipimpin Uskup Denpasar didampingi beberapa Monsinyur dan Imam. Uskup dan Imam yang datang adalah sahabat-sahabat keluarga Ganda Kusuma, orang tua Eka. Yang menarik, perkawinan ini juga dihadiri anak-anak yatim piatu Panti Asuhan Palasari, Bali. Mereka datang sebagai ungkapan terima kasih karena selama ini mereka mendapat santunan dari keluarga Ganda.
Sebelum kotbah ada pengantar dari Romo Pitoyo SJ, kawan baik Eka sewaktu di Boston, USA. Rm.Pitoyo sempat mengutip wejangan ayah pak Ganda yang dikutip dari buku Memoirs Kersaning Allah. Pak Ganda terlihat meneteskan air mata, mungkin ingat sang ayah yg memberi petuah itu.
Selesai Misa, acara dilanjutkan dengan makan siang dan Tea Pai sesuai adat Tionghoa di Grand Hyatt Hotel. Resepsi resmi baru diadakan malam harinya di Khayangan Estate yang terletak di tepi pantai. Banyak juga selebriti yang hadir dalam resepsi seperti Ridho Rhoma, Aming, Sarah Sechan, Rianti Cartwright, VJ.Daniel, Christopher Abimanyu, Evan Sanders..
Satu hal yang mengesankan, semua acara dipersiapkan dengan sangat baik. Panitia berjumlah lebih dari 30 orang. Panitia mengeluarkan Buku Panduan setebal 60 halaman. Semua detail acara, dari penjemputan para tamu, penanggung jawab dll, lengkap tertulis. Terkesan kuat bahwa keluarga ini sungguh menyiapkan perkawinan dengan amat serius.
Sebagai orang Katolik yang baik, keluarga Ganda menginginkan agar upacara perkawinan berlangsung khidmat. Dan memang, upacara berjalan tertib dan khidmat. Dalam rangka menjaga ketertiban itu semua wartawan baik TV maupun koran dilarang masuk. Sebagai gantinya, panitia menyiapkan dokumentasi pilihan untuk mereka sesudah acara berlangsung. Sebagian wartawan yang tidak sabar menunggu berita resmi, mulai mencari-cari informasi. Tukang parkir dan Satpampun mereka wawancarai. Alhasil, tersiarlah berita bahwa upacara perkawinan ini dipimpin oleh 17 Uskup. Sayangnya, tanpa konfirmasi, berita ini dikutip begitu saja oleh media lain, termasuk Televisi Nasional dan Kompas.com yang mustinya terpercaya itu.
Lepas dari beberapa berita yang tidak akurat, rangkaian upacara dan resepsi perkawinan Eka dan Cathy telah berjalan baik sesuai dengan rencana panitia. Pengantin baru juga terlihat bahagia.
(Foto-foto hasil jepretan Pak Andi)
Heri Kartono
8 comments:
Hubungan baik dan pertemanan yang sudah terjalin, tentu tak bisa kita pilah pilah dari kedudukan seseorang, entah ia imam, uskup, dokter atau anak anak panti asuhan sekalipun.
Jadi keberadaan jumlah anak anak panti dan keberadaan jumlah uskup dan imam yang datang untuk memanjatkan doa, sepertinya tak perlu dipermasalahkan.
Hanya saja kebetulan mereka duduk di tempat yang berbeda.Anak anak panti di bangku umat, sedangkan imam di altar.
Selamat ya Romo, sudah berada diantara pasangan yang berbahagia
Tulisan Rm.Heri ringan dan segar.
Hanya Mo, apa tidak berlebihan 5 Uskup dan 12 romo turut memberkati pernikahan mereka? Bukankah kadang-kadang mencari satu romo-pun sulit?
Mas atau Mbak yang baik,
Terima kasih sudah membaca dan memberi komentar. Perkawinan dengan 5 Uskup sepintas memang seperti berlebihan. Saya yang mengenal dari dekat Keluarga Ganda tidak merasa heran dan tidak merasa berlebihan. Saya pernah mengalami hal yang mirip. Oktober tahun lalu, saya diminta memimpin Misa Ulang Tahun ibu Teko Sukarmin di Gereja Buah Batu Bandung. Yang diminta hanya saya tapi ada 5 imam lain (termasuk para romo paroki Buah Batu) yang menawarkan diri untuk bergabung dalam perayaan Misa tersebut. Pasalnya, mereka mengenal baik ibu Teko dan ingin menunjukkan rasa persaudaraan tsb dengan bergabung dalam Misa. Nah, hal yang mirip terjadi pada keluarga Ganda ini. Mgr.Silvester San, Uskup Denpasar misalnya, sudah dikenal keluarga Ganda sejak masih imam. Jadi sebenarnya wajar sebagai orang yang mengenal pak Ganda dengan baik, ikut hadir dan berbagi kebahagiaan. Kebetulan beliau Uskup (juga yang lain)..
Salam,
(NB: Kisah tentang Ibu Teko ada di Blog ini juga!)
Pastur Heri yang baik,
Saya terkejut dengan tulisan Pastur. Saya kemudian berpikir, apakah Kardinal, Uskup Agung, dan para Imam lain yang mengenal keluarga saya dengan baik juga tergerak untuk menyaksikan pernikahan kakak saya, atau juga saya seandainya mendengar kabar tentang pernikahan kami? Bulan lalu saja, walau banyak Imam mendengar rencana ulang tahun pernikahan orang tua saya yang ke 40 saja, tidak banyak antusiasme - walau mengenal dengan sangat baik. Jawabannya? walahualam.
Hugo
Romo Heri yang baik, terima kasih atas kisahnya yang ceria dan segar sangat menarik. Semoga Cathy dan Eka bahagia sampai akhir hayat mengarungi bahtera rumah tangga, dengan Tuhan Yesus sebagai nakhodanya. Mengenai kegelisahan para komentator yang sulit untuk disembunyikan saat membaca banyaknya jumlah imam dan uskup yang memberkati pernikahan (mungkin akan lain kesannya bila mereka datang sebagai umat di bangku umat ya dan bukan di altar), kegelisahan itu tentu ada latar belakangnya. Kalau umat sering kesulitan mencari imam saat dibutuhkan, itu mungkin juga karena kesibukan yang begitu tinggi dg tuntutan pelayanan yang begitu banyak, semoga hal ini menjadi masukan bagi kita semua. Tapi apapun latar belakangnya, semoga kita dijauhkan dari rasa iri hati dan apriori, melainkan murni turut merasa bersukacita dengan orang yg bersuka cita, spt yang Yesus ajarkan. Kita belajar banyak dari tulisan Rm Heri ini.
bagaimana pandangan para romo.. apabila pasangan tersebut putus di tengah jalan..? meskipun perceraian dalam agama kita tidak dimungkinkan dengan alasan apapun.
Tapi semoga karena berkat 5 uskup dan 12 imam itu tidak akan terjadi.. tapi mungkin bisa juga karena selebritis kita banyak berikan contoh buruk
Post a Comment