Monday, November 3, 2008

Lourdes/Nevers


SANTA BERNADETTE SOUBIROUS

Sejarah Lourdes tidak bisa dipisahkan dengan Bernadette Soubirous (1844-1879), gadis dusun yang mendapat penampakan dari Bunda Maria. Bernadette adalah anak sulung dari lima bersaudara. Ayahnya bekerja di penggilingan sementara ibunya sebagai tukang cuci pakaian. Keluarga ini hidup miskin dengan rumah yang kecil, berhimpitan. Meski demikian, keluarga ini dikenal selalu rukun, saling menyayangi.

Saat Bernadette berusia 14 tahun, suatu hari ia pergi ke Grotto (gua) Massabielle di pinggiran Lourdes mencari kayu bakar. Waktu itu Bernadette ditemani salah satu adiknya dan seorang kawannya. Pada saat itu Bernadette mendapat suatu penampakan. Ia melihat seorang wanita muda berdiri di atas batu karang. Adik serta teman Bernadette tidak melihat apapun. Itu terjadi pada tanggal 11 Februari 1858. Pada kunjungan berikutnya, wanita cantik itu kembali menampakkan diri dan meminta Bernadette untuk datang setiap hari selama 15 hari.

Ibu Bernadette semula tidak mengijinkannya pergi. Namun sesudah Bernadette membujuknya, akhirnya sang ibu memperbolehkannya juga. Wanita cantik yang menampakkan diri itu tak pernah memperkenalkan dirinya, hingga pada penampakannya yang ketujuhbelas. Bernadette sendiri selalu menyebutnya: “Wanita itu”. Meski demikian, orang-orang yang percaya bahwa Bernadette tidak berbohong, meyakini bahwa wanita tersebut adalah Bunda Maria.

Banyak orang percaya pada apa yang dikisahkan Bernadette, namun tidak sedikit juga yang meragukannya. Pesan-pesan Maria yang disampaikan pada Bernadette bersifat umum seperti anjuran untuk berdoa dan bertobat. Namun pernah juga Bunda Maria meminta Bernadette untuk menemui pastor paroki menyampaikan pesan agar dibangun sebuah kapel di tempat penampakan tersebut. Bernadette kemudian diantar dua orang tantenya menemui pastor Dominique Peyramale. Pastor yang pandai namun tidak gampang percaya ini meminta agar “wanita itu” menjelaskan siapa dirinya. Pastor juga meminta bukti, sebuah mujijat.

Suatu saat, Bernadette, atas permintaan Bunda Maria, menggali tanah yang ditunjukkan Maria. Maria menyatakan bahwa di bawah tanah tersebut terdapat mata air. Bernadettepun menggali tanah dengan tangannya disaksikan banyak orang. Semula tidak terjadi apa-apa. Orang-orang mulai mentertawakan dan menganggap Bernadette sebagai orang gila. Namun kemudian, tanah yang digali Bernadette memang menjadi mata air.  Bernadette meminum air tersebut dan membersihkan diri dengan air yang sama (saat itu masih berupa lumpur). Telah banyak terjadi mujijat penyembuhan lewat mata air ini. Hingga kini banyak orang yang percaya berusaha untuk mandi, berendam atau sekedar membawa air Lourdes.

Dalam penampakan keenam belas, diceriterakan Bernadette memegang lilin bernyala. Saat Bernadette sedang mendapatkan penampakan, api lilin mulai membakar tangannya selama 15 menit. Namun, Bernadette sepertinya tidak merasakan kesakitan dan tidak terlihat luka pada tangan yang terbakar. Peristiwa ini disaksikan banyak orang, termasuk seorang dokter, dr.Pierre Romaine Dozous. Dokter ini mencatat semua yang ia saksikan dengan mata kepalanya sendiri.

Beberapa kali Bernadette menanyakan identitas wanita cantik yang selalu menampakkan diri itu. Wanita itu hanya menjawabnya dengan senyuman. Namun suatu hari, wanita itu berkata: “Aku adalah yang dikandung tanpa noda” (dogma Maria dikandung Tanpa Noda, baru diumumkan pada tanggal 8 Desember 1854 oleh Paus Pius IX dalama bahasa Latin. Tidak banyak orang yang tahu. Karenanya pastor paroki Lourdes saat itu amat heran bahwa Bernadette, gadis kampung yang bodoh, mengetahui nama tersebut!).

Bernadette adalah gadis desa yang sederhana. Kesaksiannya telah menggemparkan banyak kalangan. Meski amat bersahaja, ketika ia diwawancarai secara seksama baik oleh pihak Pemerintah maupun pihak Gereja Katolik, jawaban Bernadette selalu sama, konsisten.  Bernadette juga sempat diperiksa oleh seorang ahli jiwa yang didatangkan pemerintah untuk mengecek tingkat kewarasannya. Selain itu, berkali-kali Bernadette dipaksa untuk mengaku bahwa ia telah menyebarkan berita bohong. Segala tekanan amat melelahkan Bernadette dan keluarganya namun tak pernah mengubah pendiriannya.

Ketika mujijat demi mujijat terjadi di Lourdes dan nama Bernadette semakin terkenal di seluruh Perancis bahkan dunia, Bernadette justru merasa tidak nyaman. Akhirnya, dengan bantuan pastor paroki, Bernadette mengungsi ke kota Nevers. Di kota ini ia tinggal di biara sebagai seorang suster Konggregasi Suster-suster Karitas. Saat itu usia Bernadette 22 tahun.

Bernadette yang lugu dan sederhana telah mengantar banyak orang pada pertobatan. Ia juga telah membuat Lourdes menjadi tempat peziarahan yang luar biasa. Setiap tahun tak kurang 5 juta peziarah datang ke tempat ini. Bernadette meninggal dunia pada tanggal 16 April 1879. Ia dinyatakan sebagai orang kudus pada tanggal 8 Desember 1933. Jenasahnya, sesudah digali kembali, masih utuh dan dibaringkan di Kapel St. Bernadette di Nevers.

Heri Kartono, OSC

NB:

1.     Artikel ini ditulis untuk para peserta ziarah RS. Boromeus, Bandung ke Lourdes, Oktober 2008.

2.     Kisah hidup Bernadette pernah difilm-kan sekurangnya tiga kali. Seandainya anda tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang Bernadette dan Lourdes, silahkan menonton filmnya. Salah satu film tentangnya berjudul: The Song of Bernadette (1943) arahan Henry King. Film yang dibintangi Jennifer Jones ini memenangkan empat Oscar. Film ini dibuat berdasar Novel karya Franz Werfel (1942) yang sangat populer dan masuk daftar the best seller The New York Times selama setahun penuh. Patut dicatat bahwa beberapa data dalam novel/film, sedikit berbeda dengan catatan sejarah/faktual kehidupan Bernadette. 

1 comment:

Lucas Nasution said...

dari sisi lain:
but there are times when all one has left is the hope for a miracle …

dari http://wwwfrench-marilyn.blogspot.com/2008/12/miracle-business.html

IMHO bahkan atheist pun pernah berharap akan mujizat - meski tidak ia alamatkan permintaan itu pada ALLAH