Wednesday, September 17, 2008

25 Tahun Ursulin di Asmat


SEMPAT JADI PASTOR PAROKI!

Bulan Oktober tahun ini Ursulin memperingati 25 tahun karya mereka di tanah Asmat, Papua. Pionir mereka, Sr. Pauline Gani OSU, memulai karya di bidang pastoral di paroki Ewer (1983). “Berbagai keterampilan praktis, seperti mengurus rumah tangga, kesehatan ibu dan anak serta pengenalan angka-angka uang diajarkan oleh Sr. Pauline”, kenang Sr. Yosefina OSU, sekretaris Uskup. Tahun berikutnya (1984) dua suster OSU datang membantu, yaitu Sr. Annunciata Filon OSU dan Sr. Lorenza Fernandez OSU. Mereka semua bertugas di bidang pastoral, termasuk menjadi pastor paroki Ewer. “Waktu itu paroki Ewer tak ada imamnya”, lanjut Fina.

Ursulin berkarya di keuskupan Agats-Asmat adalah atas permintaan Mgr. Alfons Sowada OSC, Uskup Agats saat itu. Propinsial Ursulin, Sr. Jeannette Krista OSU menanggapi permintaan tersebut dengan mengutus Sr. Pauline Gani OSU dan Sr. Helena Iskandar OSU sebagai observator. Rupanya kunjungan dua observator ini amat berkesan. Selanjutnya Ursulin menugaskan Sr. Pauline Gani merintis karya di Asmat.

Saat ini ada 4 suster Ursulin yang bertugas di Agats. Keempatnya bertugas membantu di pusat Keuskupan. Sr. Korina Ngoe bertugas sebagai Ketua Yayasan Yan Smith sekaligus Delegatus Pendidikan; Sr.Fransisca Pandong bertugas sebagai Kepala Sekolah SMP St. Yohanes Pemandi; Sr. Aloysia Tena membantu di Prokurator Keuskupan dan Sr. Yosefina Itu bertugas sebagai Sekrup alias Sekretaris Uskup.

Keempat Ursulin ini sepakat untuk meneruskan karya mereka di daerah berlumpur ini. Banyak hal mendasar perlu di benahi. Di bidang pendidikan, misalnya, wilayah ini tertinggal jauh dibanding daerah lainnya di Indonesia. “Di daerah ini tidak sedikit anak SD, bahkan SMP, masih belum bisa membaca dengan lancar. Hal ini tidak mengherankan karena pendidikan masih belum dianggap penting, baik oleh anak maupun orang tua!”, ujar Sr. Fransisca Pandong OSU memberi gambaran. Sementara Sr. Yosefina berharap bahwa kehadirannya dapat memberi andil pada perubahan sistem kerja serta kebiasaan yang kurang positif baik di masyarakat maupun di lingkungan keuskupan Agats sendiri. 

Peringatan 25 tahun kehadiran Ursulin di Agats-Asmat ditandai dengan beberapa kegiatan, antara lain rekoleksi untuk para Ibu serta kaum muda di paroki Katedral. Adapun puncak peringatan diadakan pada 12 Oktober 2008 dengan Misa Syukur, bertepatan dengan kunjungan pastoral Duta Besar Vatikan, Mgr. Leopoldo Girelli di Keuskupan Agats.

Heri Kartono,OSC (Dimuat di Majalah HIDUP No.39, 28 September 2008).

Foto: Sr.Yosefina, Sr.Aloysia dan Sr.Fransisca (Sr.Korina saat itu sedang mendampingi Uskup turne ke paroki Pirimapun).

2 comments:

Rosiany T.Chandra said...

Selamat kepada biarawati2 Ursulin yg telah berkarya di Asmat selama 25 tahun.
Karya baktimu pasti akan senantiasa tercatat di bumi Papua.

Salam,
Rosiany T.Chandra

Lucas Nasution said...

termasuk menjadi pastor paroki Ewer. “Waktu itu paroki Ewer tak ada imamnya

kapan ya gereja katolik menerima wanita menjadi imam ? tidak habis pikir saya akan "kedegilan" Vatikan soal ini...rada tidak masuk akal saya kalau alasannya hanya gara2 Yesus itu laki-laki...CMIWW