Sunday, September 28, 2008

Basilika Santo Paulus Roma


BASILIKA SEORANG RASUL BESAR

Di Roma terdapat empat basilika agung: Basilika St. Petrus, St. Yohanes  Lateran, Maria Maggiore dan Basilika Santo Paulus. Yang terakhir ini biasa disebut dengan nama resmi: Basilica di San Paolo fuori le Mura (Basilika Santo Paulus di luar tembok). Disebut demikian karena terletak di luar tembok kota Roma.

Menurut ceritera, Santo Paulus dieksekusi dengan cara dipenggal kepalanya di Roma. Hal itu terjadi saat kaisar Nero berkuasa. Para pengikut Paulus menguburkan jenasahnya serta membuat suatu peringatan di atas makamnya, cella memoriae. Orang-orang kristiani purba kerap berjiarah ke makam rasul besar ini.

Di atas makam inilah Kaisar Konstantinus mendirikan gereja Santo Paulus yang pertama (Nopember 324). Pada tahun 386, Kaisar Theodosius membangun basilika yang lebih besar, setelah sebelumnya meruntuhkan gereja pertama. Menurut catatan yang tertulis dalam tiang utama, basilika ini diberkati pada tahun 390 namun pembangunannya sendiri baru selesai tahun 395 pada masa Kaisar Honorius memerintah.

Gereja megah ini dalam perjalanan sejarah, mengalami beberapa kali renovasi. Gereja ini juga beberapa kali mengalami kerusakan. Pada abad ke-sembilan, saat terjadi penyerbuan Saracen, basilika mengalami kerusakan berat. Namun, kerusakan paling parah terjadi pada tanggal 15 Juli 1823. Saat itu basilika nyaris musnah dilahap si jago merah. Hal ini disebabkan kelalaian seorang pekerja yang sedang memperbaiki atap gereja. Selain gereja, turut juga terbakar barang-barang bersejarah yang telah tersimpan selama 1.435 tahun di dalamnya.

Paus Leo XII menunjuk sebuah komisi untuk membangun kembali basilika dengan ukuran yang sama dengan sebelumnya. Seluruh dunia bahu membahu mendirikan kembali basilika bersejarah ini. Viceroy dari Mesir mengirim pilar-pilar batu pualam, Kaisar Rusia menyumbang barang-barang berharga untuk tabernakel sementara bagian utama diselesaikan atas bantuan pemerintah Italia.

Basilika Santo Paulus dibuka kembali pada tahun 1840. Kendati demikian, pemberkatan serta peresmiannya baru dilakukan limabelas tahun kemudian oleh Paus Pius IX.  Saat itu hadir sekurangnya lima puluh kardinal.

Patut dicatat, bersebelahan dengan basilika dibangun sebuah beranda oleh keluarga Vassalletti (1208-1235). Sebuah puisi tertulis dalam beranda tersebut yang menggambarkan kehidupan para rahib. Para rahib memang tinggal di biara sekaligus menjadi penjaga basilika.

Sebagai daya tarik pengunjung, di kompleks basilika, terdapat juga museum serta toko souvenir. Bila sekedar ingin membeli barang-barang religius seperti rosario atau salib, tidak disarankan membeli di tempat ini. 

Megah.

Basilika Santo Paulus di luar tembok merupakan gereja terbesar kedua sesudah basilika Santo Petrus di Vatikan. Basilika St. Paulus memiliki panjang 131.66 meter, lebar 65 dan tinggi nyaris 30 meter. Dengan 80 tiang-tiang besar yang terdapat di bagian depan gereja, basilika ini terasa megah. Di bagian depan kanan basilika, terdapat pintu suci yang hanya dibuka pada tahun-tahun jubileum saja atau setiap 25 tahun sekali. Sementara di sayap pintu utama terdapat patung St. Petrus dan Paulus hasil karya Gregorio Zappala (abad 19).

Ada yang unik dalam gedung basilika ini. Di sekeliling basilika, bagian atas, terdapat lukisan mosaik setiap Paus. Sejak Paus pertama, yaitu Santo Petrus, hingga Paus yang kini bertahta, Benediktus XVI terdapat gambarnya. Dengan demikian, sudah ada 265 gambar Paus terdapat di dalam tempat khusus tersebut. Kalau kita perhatikan, hanya tinggal beberapa tempat saja yang tersisa. Konon, bila semua tempat telah terisi, maka duniapun akan kiamat….

Paulus adalah rasul besar yang amat berjasa menyebarkan ajaran Kristus. Basilika megah yang kokoh berdiri adalah bukti penghormatan nyata atas jasa-jasa Paulus. Berjiarah ke tempat ini mengingatkan kita akan perjuangan serta pengorbanan Paulus yang luar biasa demi gereja, demi kita semua.

Heri Kartono OSC.

(Dimuat di majalah MENJEMAAT, Medan, edisi Nopember 2008)

4 comments:

Rosiany T.Chandra said...

Tulisan sejarah yang sangat indah berikut foto yang bagus pula.Aku beruntung pernah masuk kedalam basilika ini.Seingat aku basilika ini terletak di tepi jalan besar yang ramai

Heri Kartono said...

Rupanya pernah ke tempat ini juga ya? Dasar arsitek, mainnya ke bangunan antik melulu haha..
Thanks sudah mampir.

Lucas Nasution said...

Berjiarah ke tempat ini mengingatkan kita akan perjuangan serta pengorbanan Paulus yang luar biasa demi gereja, demi kita semua.

aku ragu Paulus memandang perbuatannya sebagai pengorbanan...aku rasa ia menjalani nya dengan suka cita - kalau tidak ia jalankan malah ia akan gelisah...

Anonymous said...

thanks buat catatannya....... bisa menambah pengetahuan dan dapat sedikit mengobati dahaga kami akan info vatikan....