Monday, June 2, 2008

Medjugorje.


MEDJUGORJE SETELAH

SEPEREMPAT ABAD

 

Kendati jutaan orang setiap tahun berziarah  dan banyak orang mengaku telah mengalami pelbagai mujijat, namun penampakan Bunda Maria di Medjugorje masih belum mendapat pengakuan resmi dari Gereja sampai sekarang. Apa yang salah?

Kisah Enam Sekawan. 

Pada tanggal 24 Juni 1981 sekitar jam 6 sore, Ivan dan Mirjana pergi ke bukit Crnica untuk mencari beberapa domba mereka yang tersesat. Pada saat itu mereka melihat seorang wanita muda dengan bayi di tangannya memanggil mereka. Karena terkejut dan takut, Ivan dan Mirjana tidak berani mendekati wanita misterius itu. Keesokan harinya, Ivan dan Mirjana mengajak satu lagi kawannya, Vicka pergi ke bukit yang sama. Di tempat itu mereka melihat kembali wanita dengan bayinya itu. Kali ini ketiganya berlutut dan berdoa. Mereka percaya bahwa wanita itu adalah Gospa, bahasa Kroatia untuk menyebut Bunda Maria. Vicka sempat pergi memanggil beberapa teman yang lain, yaitu Jakov, Ivanka dan Marija.

Itulah awal penampakan Bunda Maria di Medjugorje, Bosnia-Herzegovina kepada enam remaja desa. 

Selanjutnya keenam remaja ini secara terus menerus mendapat penglihatan Bunda Maria  disertai sejumlah pesan. Para imam Fransiskan yang bertugas di paroki setempat memberi kesempatan pada enam remaja ini untuk menceriterakan penglihatan dan pesan Maria di dalam gereja. Pesan-pesan Maria ditujukan kepada umat manusia secara menyeluruh dan meminta orang untuk berdoa, bertobat dan menempatkan Tuhan pada tempat utama dalam hidup mereka. Kini, pesan-pesan Maria disebarkan keseluruh dunia dalam pelbagai bahasa, sampai saat ini. 

Sejak berita penampakan itu tersebar, orang-orang mulai berdatangan ke Medjugorje untuk berziarah. Tidak sedikit orang yang datang mengalami pelbagai mujijat, termasuk mujijat penyembuhan. Rita Klaus, seorang guru dari Evan City, Pennsylvania, USA adalah salah satu orang yang mengalami mujijat. Ia secara ajaib sembuh dari penyakit lumpuhnya berkat perantaraan Bunda Maria dari Medjugorje. Terjadinya banyak mujijat membuat Medjugorje semakin banyak dikunjungi orang. Kini setiap tahun lebih dari satu juta orang dari pelbagai penjuru dunia datang berziarah ke tempat ini. Tidak sedikit juga buku ditulis tentang peristiwa penampakan maupun mujijat yang terjadi. 

Penyelidikan Ilmiah.

Penampakan Bunda Maria kepada sejumlah orang dan terjadinya banyak mujijat, mengundang banyak ahli untuk menyelidiki kebenaran fakta tersebut. Sebuah komisi Teologi Internasional Perancis-Italia dilaporkan mengadakan penyelidikan intensif atas peristiwa-peristiwa yang terjadi di Medjugorje. Komisi ini selain terdiri atas para Teolog, juga dibantu ahli-ahli dari pelbagai bidang ilmu yang berbeda, seperti para Dokter medis dan Psikiatris. Hasil penyelidikan mereka dipublikasikan pada tanggal 14 Januari 1986 di Paina, dekat kota Milan, Italia. Mereka menyimpulkan bahwa apa yang terjadi di Medjugorje adalah benar gejala adi kodrati dan menganjurkan agar gereja mengakui kebenaran peristiwa Medjugorje. 

Sebuah tim lain dari Perancis, dipimpin oleh Henri Joyeux, mengadakan serangkaian penyelidikan/test neurologist dengan menggunakan alat EEG dan EKG. Dengan alat-alat ini mereka mengamati gejala internal yang terjadi pada orang-orang yang mengalami penampakan. Mereka tidak menemukan adanya manipulasi atau rekayasa pada diri orang-orang tersebut. Hasil penyelidikan mereka dipublikasikan dalam sebuah buku berjudul: Etudes medicales et scientifique sur les Apparitions de Medjugorje  (Paris, 1986).

Menunggu Pengakuan Gereja.

Penampakan Bunda Maria di Medjugorje pada tahun ini telah genap berlangsung selama 25 tahun. Nama Medjugorje, tidak asing lagi bagi umat Katolik di seluruh dunia. Kendati demikian, penampakan Maria di Medjugorje masih belum mendapat pengakuan resmi dari Tahta Suci. 

Menurut Hukum Gereja, Uskup setempat mempunyai hak penuh untuk menyelidiki peristiwa semacam itu yang terjadi di wilayah keuskupannya. Apabila Uskup setempat menyatakan bahwa penampakan tersebut tidak terbukti kebenarannya, maka kasusnya dengan sendirinya akan ditutup.

Pada tahun 1990, Mgr. Zanic dari keuskupan Mostar yang membawahi wilayah Medjugorje mengemukakan keraguannya atas penampakan yang terjadi di Medjugorje. Pada bulan Nopember tahun yang sama, Konperensi Para Uskup (waktu itu masih Yugoslavia) membuat pernyataan senada. Para uskup menganggap penampakan di Medjugorje sebagai “Non constat de supernaturalitate” yang berarti bahwa penampakan tersebut tidak konsisten dan tidak bisa dibuktikan sebagai peristiwa adi kodrati.

Pada bulan Oktober 1997, Mgr. Ratko Peric, Uskup Mostar yang baru, mengeluarkan pendapat resminya tentang penampakan Maria di Medjugorje. Menurutnya penampakan di Medjugorje tidak terbukti sebagai gejala adi kodrati. Mgr. Ratko tidak melarang orang bepergian ke Medjugorje namun melarang pelbagai aktivitas resmi yang mendukung peristiwa tersebut sebagai otentik. Lebih jauh, Mgr. Ratko melarang orang menulis tentang penampakan Maria yang tidak diakuinya itu.

Paus Yohanes Paulus II yang dikenal mempunyai devosi kuat terhadap Bunda Maria,  pernah dikabarkan mengakui adanya peristiwa penampakan Maria di Medjugorje.

Kardinal Ratzinger (kini Paus Benediktus XVI) membantah berita tersebut. Bantahannya disampaikan secara tertulis pada bulan Juli 1998.

Banyak orang mempunyai devosi kuat terhadap Bunda Maria, termasuk mengadakan ziarah ke tempat-tempat yang diakui mempunyai kaitan dengan Maria. Harus diakui bahwa devosi terhadap Maria mempunyai banyak dampak positif. Namun, bila tidak hati-hati, semangat yang berlebihan bisa membawa dampak negatif juga.

Tentang hal ini Glen Lewandowski OSC, mantan dosen STFT Fajar Timur, Abepura, memberi catatan: “Selalu ada bahaya bahwa orang terlalu menempatkan Maria pada tempat yang sentral sehingga seolah-olah lebih penting daripada Tuhan Yesus atau bahkan Tuhan Allah sendiri”, paparnya. Lebih lanjut, Glen juga mengingatkan bahwa orang sering mempunyai kecenderungan mengejar hal-hal yang sensasional seperti penyembuhan dramatis daripada menekuni iman sehari-hari yang biasa.

Apakah penampakan Maria di Medjugorje akan mendapat pengakuan Gereja? Nampaknya, ada pengakuan atau tidak, ada penampakan atau tidak, Bunda Maria tetap mempunyai tempat khusus di hati banyak orang beriman!

Heri Kartono. (Dimuat di HIDUP edisi Juli 2006? Foto: dari dr.Irene)

 

 

 

 

 

No comments: