Sunday, June 8, 2008

Paus Benediktus XVI.


iPOD BARU DAN MIMPI YANG TERTUNDA

Ketika berkunjung ke stasiun Radio Vatikan beberapa waktu yang lalu, Paus Benediktus XVI mendapat hadiah iPOD Nano.  Para karyawan radio Vatikan memberi itu sebagai tanda kenang-kenangan.  iPOD terbaru keluaran Apple ini bentuknya kecil dan tipis. Kendati mungil, iPOD ini konon dapat memuat 1000 lagu di dalamnya!  Nampaknya para karyawan radio Vatikan sangat faham bahwa salah satu kegemaran Paus Benediktus di waktu senggangnya adalah musik. Sejak sebelum menjadi Paus, Ratzinger dikenal tidak hanya sebagai pemikir yang handal, namun juga sebagai pemain piano yang terampil.  Saat-saat senggangnya selalu ia pergunakan untuk bermain piano. Lagu-lagu gubahan Mozart dan Bethoven  adalah favoritnya.

Sejak terpilih menjadi Paus, kegiatan dan jadwal Ratzinger memang berubah banyak. Seperti dilaporkan salah satu Media, Benediktus XVI nyaris tidak memiliki lagi waktu untuk pribadi. Kebebasan, saat senggang, kontak dengan teman-teman lama dan saudara-saudara yang sebelumnya dilakukan secara rutin, kini menjadi terbatas. Sebagai seorang Kepala Negara, jadwal dan kegiatan-nya serba terprogram. Selain itu, kemanapun ia pergi, selalu mendapat penjagaan.

Sewaktu masih menjabat sebagai prefek Konggregasi Doktrin dan Iman, Ratzinger pernah beberapa kali mengajukan pengunduran diri. Ia tidak ingin menghabiskan seluruh hari tuanya di Vatikan. Mimpinya adalah kembali ke dunia pendidikan dan menikmati masa pensiun yang tenang. Namun Paus Johanes Paulus II tidak pernah mengabulkan permintaannya.  Kini, sesudah terpilih sebagai Paus, ia harus melupakan mimpi-mimpi yang pernah ia miliki.

Selain musik, Ratzinger dikenal senang dengan seni dan budaya. Ia juga gemar membaca karya sastra klasik. Hal ini antara lain tercermin dalam Ensiklik yang belum lama ini dikeluarkannya. Benediktus mengutip satu cuplikan dari “Divine Comedy” karya Dante untuk memperkarya Ensikliknya. Sesudah menjadi Paus, waktu untuk membaca santaipun praktis sulit diperoleh lagi.

Setiap liburan musim panas, seperti ditulis Mgr.Gerald M.Barbarito, Ratzinger selalu pergi ke rumah keluarganya di Regensburg, Jerman. Sejak ia dipilih sebagai Paus, hal itu tidak dimungkinkan lagi.

Pada musim panas tahun lalu, mengikuti jejak pendahulunya, Benediktus  pergi ke Castel Gandolfo untuk berlibur. Ia ditemani sekretaris pribadinya, Mgr. Georg Gaenswein, asisten kepausan, Angelo Gugel serta dua biarawati yang mengurus keperluan Paus. Hampir tidak ada perubahan di Vila kepausan Castel Gandolfo, kecuali kehadiran sebuah piano.

Paus Johanes Paulus II seorang filsuf professional, juga olah ragawan, biasa menikmati liburannya dengan mendaki bukit di sekitar Castel Gandolfo. Sebaliknya, Benediktus XVI, seorang teolog, lebih banyak mengisi waktu liburnya dengan membaca buku, menulis, atau bermain musik. Sekali-kali ia menggunakan saat doa siangnya untuk berjalan-jalan di hutan sekitar Castel Gandolfo. Tidak jarang ia bertemu dengan penduduk setempat atau anak-anak kampung. Tanpa canggung sedikitpun Benediktus biasanya menyapa dan bercakap-cakap dengan mereka.

Sebenarnya, saat liburpun, Benediktus tidak sepenuhnya terbebas dari pekerjaan. Ia tetap menjalankan beberapa tugasnya. Pada saat tertentu, seperti terjadi pada musim panas yang lalu, paus diserbu banyak wartawan yang meminta pendapat dan komentarnya tentang serangan bom di London.

Barangkali Benediktus, yang pada bulan April 2006 ini berusia 79 tahun, sadar benar bahwa ia harus melupakan mimpi-mimpi pribadinya. Cita-citanya untuk menikmati hari tua,  mengajar atau memainkan gubahan Mozart, Bethoven sesukanya terpaksa ia buang jauh-jauh. Namun sebagai orang yang memiliki iman teguh, ia tahu bahwa pada saatnya kelak, ia tidak hanya memainkan musik melainkan sekaligus dapat bermain sepuas-puasnya bersama para penggubah musik pujaannya. 

Heri Kartono. (Dimuat di Majalah HIDUP, edisi 2 April 2006. Foto: L'Osservatore Romano).

 

 

 

1 comment:

Lucas Nasution said...

ia tidak hanya memainkan musik melainkan sekaligus dapat bermain sepuas-puasnya bersama para penggubah musik pujaannya.

asumsinya mereka sudah menunggu ditempat yang akan dituju sang Paus
:)