Saturday, September 12, 2009

Kunjungan Paus ke Polandia (2006)


PERJALANAN YANG DIRINDUKAN

Paus Benediktus XVI mengadakan lawatan selama empat hari (25-28 Mei 2006) ke Polandia, tanah air pendahulunya. Dalam kesempatan tersebut, Paus asal Jerman ini juga berkunjung ke Auschwitz, tempat pembantaian orang-orang Yahudi pada era rezim Nazi Jerman dahulu.

Perjalanan Yang Dirindukan.

“Saya merasa bahagia bahwa hari ini saya berada di antara kalian semua di Republik Polandia. Sudah sejak lama saya ingin mengunjungi negeri dan umat dari pendahulu saya yang tercinta Paus Yohanes Paulus II. Saya datang kemari untuk mengikuti serta meneladani jejak-jejak hidupnya”, ujar Paus Benediktus XVI pada acara penyambutan -nya di bandara Warsawa, 25 Mei 2006.

Paus tidak berbasa-basi. Sesungguhnya, inilah kunjungan pertama yang ia rencanakan dan kehendaki sebagai Paus. Kunjungan sebelumnya (ke Koln, Jerman) adalah lawatan yang telah diprogramkan oleh pendahulunya, Yohanes Paulus II.

Dalam kesempatan tersebut, Paus juga berkata: “ Perjalanan ini diilhami motto Berteguhlah dalam iman-mu. Saya katakan ini sejak awal untuk menegaskan bahwa perjalanan ini bukanlah sekedar lawatan sentimental, meskipun tentu saja hal itu juga ada benarnya. Ini merupakan perjalanan iman, suatu bagian dari misi yang dipercayakan Tuhan pada saya!”

Sylwester Pajak SVD, pastor Polandia yang pernah lama bekerja di Indonesia mengatakan bahwa motto dan pesan Paus ini amat tepat untuk situasi Polandia. Polandia memang negara Katolik sejak tahun 966. Namun, 40 tahun dibawah regim komunis dan masuknya Polandia dalam Uni Eropa membuat nilai-nilai Katolik mulai goyah. Selain itu pemerintah Polandia juga menghadapi oposisi kuat yang bukan Kristiani. “Jadi, pesan Paus Benediktus ini amat cocok dan mengena, apalagi Paus acapkali menyampaikannya dalam bahasa Polandia”, ujar Sylwester yang kini bertugas sebagai Rektor Collegio San Pietro di Roma.

Kedatangan Paus Benediktus XVI mendapat sambutan meriah rakyat Polandia dimana-mana. Di bandara Warsawa, Paus disambut secara kenegaraan oleh presiden Polandia Lech Kaczynski didampingi istrinya Maria Kaczynka. Hadir juga pada kesempatan itu Kardinal Jozef Glemp serta jajaran pemerintahan serta sekitar seribu pegawai dan karyawan bandara. Demikianpun, dalam perjalanan dari bandara memasuki kota Warsawa, Paus dielu-elukan ribuan orang yang menyongsongnya sambil mengibar-ngibarkan bendera Vatikan di tangan mereka. Nampaknya Polandia yang mayoritas warganya beragama Katolik (95,8%) memang merindukan kehadiran Paus Benediktus XVI asal Jerman ini.

Selama keberadaan Paus di Polandia, dilaporkan banyak toko tidak menjual minuman beralkohol tinggi seperti Vodka yang termashyur itu. Selain itu, stasiun-stasiun televisi tidak menayangkan iklan-iklan erotik, celana dalam, kondom dan alat-alat seks lainnya.

Hari berikutnya (26/05) Paus mengadakan misa pertama di Lapangan Pilsudski, Warsawa. Dalam kotbahnya, Paus mengulangi pesan utamanya: “Berteguhlahlah dalam imanmu. Wariskan imanmu pada anak-anakmu dan jadilah saksi atas karunia berlimpah yang telah kalian alami lewat Roh Kudus dalam perjalan hidup kalian”.

Sekitar 270 ribu orang hadir pada kesempatan itu. Kendati diguyur hujan cukup deras, umat tetap bertahan. Sebagian membawa payung, sebagian lagi mengenakan jas hujan namun tidak sedikit yang harus berbasah-kuyup mengikuti misa. “Saya tidak mau berteduh. Ini adalah peristiwa amat penting bagi Polandia. Kami tidak tahu apakah akan dapat melihat Paus lagi di tempat ini”, ujar seorang umat yang menolak untuk berteduh. Dalam misa tersebut, dilaporkan sekurangnya 100 orang harus dirawat dokter karena kedinginan atau kesulitan peredaran darah. Sembilan belas diantaranya harus dilarikan ke Rumah Sakit.

Ketika misa di Krakow, jumlah umat yang hadir lebih dari satu juta orang. Walikota Krakow, Jacek Majchrowski memang sudah memperkirakan jumlah tersebut. Krakow adalah tempat bersejarah bagi Paus Yohanes Paulus II. Sebelum menjadi Paus, Karol Wojtyla adalah Uskup Agung di kota ini. Kenangan kepada mendiang Paus Yohanes Paulus II nampaknya menjadi salah satu alasan umat berbondong-bondong hadir. Dalam kotbahnya, beberapa kali Paus Benediktus XVI juga menyinggung pendahulunya itu, antara lain: “Krakow adalah kota Karol Wojtyla dan kotaYohanes Paulus II. Dan sekarang Krakow adalah kota saya juga!”, kata Benediktus disambut tepuk tangan meriah umat yang hadir.

Kunjungan ke Auschwitz.

“Paus Asal Jerman Berkunjung ke Kamp Konsentrasi Auschwitz”, begitu judul yang ditulis oleh banyak media massa tentang kunjungan Benediktus ke Auschwitz.

Di jaman Rezim Nazi Hitler hampir 1,5 juta orang, khususnya keturunan Yahudi dibantai secara keji di kamp konsentrasi Auschwitz. Bisa dimengerti bahwa Paus Ratzinger yang berasal dari Jerman ini menjadi pusat perhatian ketika berkunjung ke Auschwitz. Kenyataan ini disadari benar oleh Paus Benediktus XVI.

Dalam sambutannya Paus Benediktus antara lain berkata: “Paus Yohanes Paulus II datang ke tempat ini sebagai seorang anak bangsa Polandia. Hari ini saya datang kemari sebagai seorang anak bangsa Jerman”, katanya. Sehubungan kekejian luar biasa yang pernah terjadi di Auschwitz, Benediktus berkata:”Betapa banyak pertanyaan muncul di tempat ini! Secara terus-menerus pertanyaan muncul: Di mana Tuhan pada saat itu? Mengapa Ia diam saja?”

Selanjutnya Benediktus XVI mengutip Mazmur 44: “Engkau telah meremukkan kami di tempat serigala dan menyelimuti kami dengan kekelaman…Bangunlah! Mengapa Engkau tidur ya Tuhan. Bangunlah!”

Kemudian Paus melanjutkan: “Kita tak mampu melihat rencana misteri Allah. Kita hanya melihat sebagian kecil dan kita bisa salah dalam menilai Tuhan dan sejarah….Kita harus terus menerus berteriak: Bangunlah ya Tuhan, jangan lupakan umat-Mu!”, tuturnya dalam bahasa Italia. Selama kunjungan ke Polandia, Paus Benediktus memang menghindar untuk menggunakan bahasa Jerman. Hal ini dilakukannya untuk menjaga perasaan Orang Polandia dan Yahudi khususnya.

Dalam lawatannya ini, Paus juga berkunjung ke Wadowice, kota kelahiran Yohanes Paulus II; bertemu dengan perwakilan agama lain di Gereja Lutheran, Warsawa; bertemu dengan kaum religius dan para seminaris. Tak ketinggalan, Paus Benediktus juga mengunjungi tempat-tempat ziarah Bunda Maria seperti di Kalwaria Zebrzydowska dan di Jasna Gora. Secara khusus, Paus juga bertemu dengan kaum muda di Blonie Park, Krakow.

Reaksi Atas Kunjungan Paus Benediktus XVI.

Dimana-mana Paus Benediktus XVI disambut secara luar biasa rakyat Polandia. Kota Warsawa penuh dengan poster-poster menyambut kedatangan Paus. Beberapa poster antara lain menyebut Benediktus sebagai: “Paus Kami”. Banyak orang mengatakan bahwa Paus Benediktus XVI mendapat sambutan luar biasa karena dianggap mempunyai kedekatan yang erat dengan pendahulunya. “Hal itu mungkin ada benarnya. Namun jangan lupa, Paus ini memang pandai merebut hati rakyat Polandia dengan apa yang ia lakukan dan kotbahkan selama di Polandia”, jelas Sylwerter bersemangat.

Kunjungan Paus Benediktus XVI tidak hanya mendapat perhatian penuh Media Massa setempat namun juga dari Media asing. Tujuh stasiun televisi, termasuk CNN, NBC, BBC, Telepace dan EuroNews menyiarkan secara langsung acara kunjungan bersejarah ini.

Heri Kartono.

2 comments:

Anonymous said...

Di antara umat yang berebut salaman, tampak ada wajah Indonesia? Benarkah demikian?

Salam,
Cosmas, Jakarta

Heri Kartono said...

Hehehe....bukan wajah Indonesia, tapi Brebes!!