BAWA PERSEMBAHAN SERASA MIMPI
Elisabet Retno Andrianti menangis haru. Bersama suaminya, Yohanes Sugeng Wiyono, ia mendapat kehormatan membawa persembahan ke tangan Paus pada Misa Minggu Paskah di Vatikan (23/03/08). “Serasa mimpi”, ujar pasangan dari Jogya ini.
Dihadiri puluhan ribu orang dan dalam curahan hujan deras, Misa Minggu Paskah berlangsung lancar di lapangan Santo Petrus, Vatikan. Bunga-bunga musim semi menghias bagian sekitar altar. Penjagaan kali ini terasa lebih ketat. Polisi terlihat lebih banyak dari biasanya, konon karena pengaruh ancaman Osama bin Laden beberapa hari sebelumnya. Dalam rekaman berdurasi 5 menit yang disiarkan televisi Al Jazeera dan kemudian disiarkan ulang oleh pelbagai media, termasuk CNN, Osama menyatakan bahwa Paus memulai Perang Salib baru serta menuduh Paus berada di belakang munculnya karikatur tentang nabi Mohammad yang meresahkan umat Islam. Vatikan menanggapi tuduhan tersebut sebagai ‘tak beralasan’.
Saat Mengagetkan.
Pada malam sebelumnya, Paus Benediktus XVI memimpin Misa Sabtu Suci di Basilika Santo Petrus, Vatikan. Sebanyak 30 Kardinal turut mendampingi Paus. Basilika yang begitu besar malam itu terasa sesak. HIDUP yang hadir bersama Wahju Agung dan Novita Yulianti, dosen Atmajaya, Jogya, sempat berdesak-desakan saat memasuki Basilika. Sebanyak 38 orang dari kelompok Tour Stella Kwarta Wisata Jakarta, juga turut hadir.
Pada Misa Malam Paskah ini Paus membaptis 7 orang dewasa yang berasal dari Italia, Kamerun, Amerika Serikat, Peru dan China. Salah satu baptisan baru yang menarik perhatian adalah Magdi Allam, 55, seorang Islam kelahiran Mesir. Magdi dikenal luas sebagai seorang wartawan Surat Kabar Italia ternama Corriere della Sera. Ia banyak menulis tentang masalah Islam di Timur Tengah. Keputusannya untuk masuk Katolik mengagetkan banyak orang.
Komunitas Islam Italia termasuk yang terkejut serta kecewa atas dibaptisnya Magdi Allam. Wakil Presiden Komunitas Islam Italia, Sergio Yahe Pallavicini kepada Reuters berkomentar: “Yang mengherankan saya adalah besarnya perhatian Vatikan pada pertobatan tersebut. Mengapa dia (Magdi) tidak dibaptis di paroki setempat saja?”, ujar Yahe.
Tentang dibaptisnya Magdi, pihak Vatikan menyatakan: “Bagi Gereja Katolik, setiap orang yang meminta untuk dibaptis setelah melalui pencarian pribadi yang mendalam dan setelah menjalani persiapan yang memadai, mempunyai hak untuk menerimanya”, ujar sebuah sumber di Vatikan. Magdi Allam sendiri berkomentar tentang pembaptisannya: “Sungguh suatu hari yang paling indah dalam hidupku!”
Merasa Kecewa.
Paus Benediktus XVI memimpin seluruh rangkaian Pekan Suci, mulai Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Paskah serta Hari raya Paskah. Pada perayaan Jumat Agung, ada satu hal kecil namun menarik perhatian, khususnya bagi warga Yahudi. Setiap Jumat Agung, ada satu doa yang diucapkan bagi orang Yahudi. Paus Benediktus pada bulan Februari yang lalu merubah rumusan doa tersebut. Rancangan rumusan yang baru berbunyi: “Marilah kita berdoa bagi orang-orang Yahudi, semoga Tuhan Allah kita menerangi hati mereka sehingga mereka mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Penyelamat bagi semua manusia”.
Rumusan baru ini mendapat banyak kecaman dari tokoh-tokoh Yahudi. Pemimpin umat Yahudi di Jerman, Rabbi Walter Homolka serta seorang pemimpin Yahudi di Amerika, Abraham Foxman termasuk yang kecewa atas doa tersebut. Walter Homolka, sebagaimana dikutip Spiegel Online (21/03/08), menyatakan bahwa doa tersebut menyakiti hati umat Yahudi serta menuduh Gereja Katolik memiliki kecenderungan anti Yahudi.
Kardinal Tarcisio Bertone, sekretaris Negara Vatikan, meyakinkan bahwa doa Jumat Agung ini bukanlah suatu usaha agresif Gereja Katolik untuk mempertobatkan umat Yahudi. Meski demikian, kalangan Yahudi tetap menyatakan ketidak puasannya. Dalam wawancara dengan Ansa (Kantor Berita Italia, 14/03/08), ketua Komite Internasional Yahudi untuk Konsultasi antar agama, Rabbi David Rosen, menyayangkan perubahan tersebut. Ia juga mengatakan bahwa delegasi para pimpinan Yahudi dari Yerusalem yang semula dijadwalkan berkunjung ke Vatikan, membatalkan kunjungan tersebut sebagai tanda protes. Nampaknya protes kalangan Yahudi yang terus bergulir, didengarkan pihak Vatikan. Pada Jumat Agung, rumusan yang dibacakan bersifat umum, tidak lagi menyebut harapan agar umat Yahudi mengakui Kristus sebagai penyelamat semua manusia.
Solusi Terbaik.
Usai perayaan Minggu Paskah, Paus menyampaikan Pesan Paskah, sebagaimana dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Dalam pesan yang disampaikannya, Paus Benediktus XVI menyinggung persoalan yang berkecamuk di Tibet, Timur Tengah serta Afrika. “Bagaimana mungkin kita tidak mengingat wilayah Afrika tertentu seperti Darfur dan Somalia, Timur Tengah yang tersiksa, khususnya Tanah Suci, Irak, Libanon dan akhirnya Tibet. Kepada semua pihak, saya mendorong hendaknya mencari jalan keluar yang memperhatikan perdamaian serta kebaikan bersama!”.
Pesan damai Paus ditutup dengan berkat Urbi et Orbi (bagi kota dan dunia) yang biasa disampaikan seorang Paus pada hari Raya Paskah dan Natal. Pada kesempatan tersebut, Paus juga menyampaikan ucapan Selamat Paskah dalam 63 bahasa kepada puluhan ribu orang yang tetap menunggu dalam curahan hujan di lapangan Santo Petrus serta jutaan pemirsa lewat siaran langsung di 67 negara.
Mengikuti acara Pekan Suci di Vatikan memang berbeda dengan di Ciledug atau di Brebes. Mengikuti misa bersama puluhan ribu orang dan dipimpin langsung oleh Sri Paus memberikan pengalaman yang luar biasa, sebagaimana dialami ibu Retno dari Jogya. Namun mengikuti misa hanya dengan puluhan orang kadang tidak kalah memikatnya, terutama ketika kita merasa dekat satu sama lain dan lebih-lebih dengan Dia yang kita rayakan!
Heri Kartono OSC. (Dimuat di Majalah HIDUP, 30 Maret 2008. Foto persembahan: Felici).
4 comments:
Aku setuju banget dgn alinea terakhir.Dia ada dimana2 utk dirayakan keberadaanNYa
Makasih ya.
Kadang malah saya lebih nyaman merayakan Paskah di stasi kecil tapi hidup ketimbang di Vatikan yang serba wah hehe..
'mo, nuwun sewu ya..numpang nanya. itu judulnya tentang Paskah-an di Vatican atau Bawa Persembahan Serasa Mimpi? awal artikel kirain bahas yg bawa persembahan ternyata makin kebawah ttg Paskah-an...he3, maap ya hobby protes melulu.
Judul aslinya: "BAPTISAN WARGA TERNAMA SERTA KEKECEWAAN YAHUDI" (Sebagaimana pernah dimasukan sebelumnya). Judul tsb nampaknya dianggap kurang pantas. Maka majalah HIDUP menggantinya dengan judul yang sopan ini.
Terima kasih sudah membaca. Anda memang jeli!
Salam,
HK.
Post a Comment