Saturday, March 29, 2008

Retno Andrianti.




BAHAGIA KENDATI KEDINGINAN

Pada suatu ketika, Elisabet Retno Andrianti menyaksikan siaran langsung dari Vatikan. Secara spontan Retno berkata kepada Yohanes Sugeng Wiyono, suaminya: “Suatu saat, saya ingin Misa di sana bersama Sri Paus!”, ujar Retno sambil menunjuk layar televisi.  Dengan tenang suaminya menjawab: “Berdoa saja supaya cita-citamu itu terkabul”. Tahun ini, atau 15 tahun kemudian, cita-cita Retno terkabul. Tidak hanya itu, ia bersama suaminya bahkan terpilih menjadi salah satu pembawa persembahan Misa Minggu Paskah (23/03/08) langsung ke tangan Paus. “Serasa mimpi. Tuhan begitu baik mengabulkan permohonanku yang sepertinya tak mungkin terwujud!”, ujar karyawan Bank Danamon ini berlinang air mata.

Sebelumnya, Retno mengaku mengajukan diri kepada pihak Vatikan untuk diijinkan bertugas sebagai pembawa persembahan. Sebagai alasannya, Retno menyebutkan peringatan dua windu perkawinannya. Seorang Imam Indonesia yang sedang bertugas di Roma, turut membantu proses tersebut. Rupanya nasib baik sedang berpihak pada pasangan ini. Permohonannya dikabulkan.

“Bapak Paus memegang tangan saya dan suami saya. Kami ditanya lebih lama dari pasangan yang lain”, tutur Retno, antara haru dan bangga. “Nampaknya bapak Paus kasihan melihat kami yang kedinginan”, lanjut Retno.

Sebagaimana disaksikan pemirsa lewat siaran langsung, Retno mengenakan kebaya dengan sanggul gaya Jawa sementara suaminya juga berpakaian gaya Jawa, lengkap dengan blangkon dan keris di pinggang. Saat ditanya :”Bagaimana mungkin diperbolehkan membawa senjata tajam ke hadapan Paus?”; Retno menjawab: “Sudah diakali, kerisnya bukan logam tapi diganti kayu!”, jelas Retno tersipu-sipu.

Heri Kartono,OSC (Dimuat di Majalah HIDUP, 13 April 2008. Foto: kiriman Rm.Tripomo Pr & pribadi.).

2 comments:

kicauanburung said...

sipp 'mo...ocre tenan....

Heri Kartono said...

Maturnuwun jeng (Burung) Nuri!
HK.