Sunday, March 30, 2008

Wim van der Weiden, MSF.



KEHANGATAN ala BRASIL

Wim van der Weiden kini boleh merasa lega. Selama 12 tahun ia telah menjabat sebagai pimpinan tertinggi di tarekatnya, MSF. Beberapa waktu yang lalu ia menyerahkan jabatan tersebut kepada penggantinya, Pastor Edmund Michalski MSF dari Polandia. Sesudah masa jabatannya selesai, Wim berniat kembali ke tanah airnya, Indonesia.

Pria kelahiran Belanda 5 April 1936 ini memang sudah menjadi warga Negara Indonesia. Sebelum bertugas di Roma sebagai Jenderal MSF, pastor yang doyan makan durian ini bertugas selama 26 tahun di Indonesia, khususnya di Jogyakarta.

Selama menjadi Jenderal MSF, Wim mengaku lebih banyak mengalami suka daripada duka. Salah satu pengalaman yang masih ia ingat adalah saat visitasi pertama kali ke Amerika Latin. Waktu itu, ia berkeliling selama satu bulan penuh di Brasil. “Dalam satu bulan itu, saya dipeluk dan dicium oleh banyak orang, melebihi pelukan yang saya terima selama 60 tahun hidup saya”, ujar Wim sambil tertawa terkekeh-kekeh. “Orang Amerika Latin, termasuk Brasil, memang terkenal hangat. Peluk-cium sudah menjadi tradisi sehari-hari”, lanjut penulis buku-buku rohani ini.

Sebagai pimpinan tertinggi, Wim harus mengunjungi semua anggota yang tersebar di seluruh dunia. Wim merasa diterima dengan baik oleh para saudara setarekatnya di manapun mereka berada. “Kenyataan ini membuat saya senang dan at home”, papar mantan dosen Kitab Suci ini. “Memang kadang-kadang saya juga menemui kesulitan serta persoalan-persoalan serius”, tambah imam berwajah ramah ini.

Saat ditanya, apa yang ia lakukan saat menghadapi persoalan berat, Wim menjawab, “Selain berusaha memecahkan persoalan sebaik-baiknya, biasanya saya minta doa pada suster-suster Trapis di Gedono dan suster Karmel di Lembang. Doa para suster kontemplatif itu manjur!” Sejurus kemudian ia menambahkan: “Tapi, mereka juga minta bayaran. Suster Gedono, misalnya, ketika tahu bahwa saya akan kembali ke Indonesia, mereka minta saya merayakan Misa Natal di Gedono sebagai bayaran atas doa mereka”,  papar Wim dengan nada senang.

Heri Kartono,OSC

(Dimuat di majalah HIDUP, Vol.61 No.45, Des.2007. Foto dari P.Yan Olla MSF).

 

2 comments:

Rosiany T.Chandra said...

Selamat menikmati durian kembali sepuasnya Pastor

salam

Heri Kartono said...

Sebentar lagi beliau akan ulang tahun, ntar saya sampaikan deh.
Trims ya!