Friday, May 23, 2008

Basilika Santo Petrus.




MAHAKARYA SENI DAN ARSITEK

Seorang turis terkagum-kagum melihat Basilika Santo Petrus yang megah di Vatikan. Basilika ini tidak hanya mengesankan sebagai sebuah gedung Gereja yang besar dan agung namun sekaligus sebagai maha karya seni dan arsitek yang luar biasa. Bangunan di atas tanah seluas 2,3 hektar tsb berkapasitas lebih dari 60 ribu orang. Basilika yang memiliki panjang 193 M serta tinggi 132 M ini, merupakan gereja terbesar di dunia. Pembangunannya sendiri memakan waktu 120 tahun (1506-1626), ditangani puluhan arsitek ternama, salah satunya Michael Angelo.

Basilika St. Petrus lama.

Basilika Santo Petrus didirikan di atas makam Rasul Petrus. Jauh sebelum Basilika Santo Petrus yang megah ini didirikan, sudah ada Basilika Santo Petrus lama yang dibangun pada tahun 326. Kaisar Konstantin yang merupakan kaisar kristiani pertama memerintahkan pembangunan Basilika yang pertama.

Lebih dari seribu tahun kemudian, Paus Nikolas V (1447-1455) berinisiatif untuk membangun sebuah Basilika baru yang lebih layak. Maka rencana serta design gereja barupun mulai dirancang. Batu-batu sebanyak 2.522 gerobak sempat diangkut dari Colloseum, Roma untuk pembangunan Basilika baru. Ketika Paus Nikolas V wafat, pembangunan diteruskan oleh Paus Julius II. Demikian berturut-turut pembangunan diteruskan hingga selesai pada masa Paus Innocensius bertahta atau 20 Paus sesudah Paus Nikolas V.

Pembangunan Basilika yang memakan waktu 120 tahun melibatkan puluhan arsitek ternama. Beberapa di antaranya adalah Donato Bramante, Antonio da Sangallo, Michael Angelo dan Bernini.

Donato Bramante berjasa membuat design awal Basilika, yaitu sejak pembuatan fondasi pertama (1506). Arsitek sekaligus seniman ternama, Michael Angelo baru terlibat pada tahun 1547 atas permintaan Paus Paulus III. Saat itu Michael Angelo menggantikan tugas Sangalo. Pada dasarnya Michael Angelo meneruskan ide awal Bramante namun ia juga membuat sejumlah inisiatif baru. Ketika Michael Angelo wafat (1564) ide-idenya tetap dipertahankan. Beberapa rancangan yang dibuat Michael Angelo masih tersimpan sampai saat ini.

Sempat Retak.

Kubah Basilika Santo Petrus setinggi 136,57 M, merupakan kubah tertinggi di dunia. Kubah tersebut ber-diameter 41,47 M sedikit lebih pendek dari diameter Pantheon (sebuah gedung raksasa di Roma). Kubah Santo Petrus diselesaikan tuntas pada masa arsitek Giacomo della Porta dan Fontana pada tahun 1590. Di bagian dalam kubah, tertulis kata-kata (setiap huruf tingginya 2 M) dalam bahasa Latin: TU ES PETRUS ET SUPER HANC PETRAM AEDIFICABO ECCLESIAM MEAM. TIBI DABO CLAVES REGNI CAELORUM (…engkaulah Petrus, dan di atas karang ini Aku akan membangun gerejaku…aku akan memberikan kunci-kunci kerajaan surga…).

Adapun makam Santo Petrus terletak persis di bawah altar utama Basilika.

Pada pertengahan abad ke-18 sempat terjadi retakan pada kubah. Karena itu sebanyak sepuluh potong besi dipasang untuk menguatkan penopang kubah. Ternyata kemudian diketahui bahwa Michael Angelo sendiri telah memperkirakan kemungkinan tersebut dan telah merancang pemasangan 10 besi penyangga jauh-jauh sebelumnya.

Selain Michael Angelo, arsitek lain yang turut ambil bagian penting dalam pembangunan Basilika Santo Petrus adalah Gianlorenzo Bernini (1598-1680). Bernini dipandang sebagai arsitek terbesar jaman barock. Salah satu jasa Bernini adalah merancang lapangan Santo Petrus berbentuk setengah lingkaran yang indah dan megah.

Pada masa sekarang, di depan lapangan Santo Petrus terdapat jalan Via della Conciliazione. Jalan yang membentang lebar ini membuat Basilika Santo Petrus dapat terlihat dari kejauhan. Jalan ini dibuat pada masa kekuasaan Mussolini dengan menghancurkan banyak bangunan yang sebelumnya berdiri di tempat tersebut.

Makam Paus dan Karya Seni.

Di bawah gedung Basilika terdapat ruang bawah tanah atau grotto. Di tempat ini terdapat makam para Paus, mulai dari Paus pertama yaitu Rasul Petrus sendiri hingga Paus terakhir, Yohanes Paulus II yang meninggal pada tahun 2005. Setiap hari grotto banyak dikunjungi peziarah. Makam Paus Yohanes Paulus II biasanya paling banyak dikunjungi orang.

Basilika Santo Petrus penuh dengan karya seni bernilai tinggi. Begitu banyak patung, lukisan serta benda-benda seni terdapat di dalam gedung ini. Namun, karya seni yang paling populer adalah Pieta, sebuah patung Maria memangku jenasah Yesus sesudah penyaliban. Pieta yang terbuat dari batu marmer ini merupakan salah satu karya terbaik Michael Angelo.

Patung pieta (1498-1499) dibuat oleh Michael Angelo atas permintaan Kardinal Jean de Billheres. Kardinal Perancis yang bertugas di Roma ini menginginkan sebuah monumen berupa patung pieta pada makam-nya kelak. Dan memang, pada awalnya pieta ditaruh di kapel Santa Petronilla, tempat kardinal dimakamkan. Baru pada abad ke-18, pieta dipindah ke tempatnya yang sekarang.

Bunda Maria yang memangku jenasah Yesus dilukiskan Michael Angelo berwajah muda dan teduh, bukannya sebagai wanita tua yang patah hati. Patung ini pernah dua kali rusak. Pertama saat dipindahkan, empat jari kiri Maria patah. Kerusakan ini diperbaiki oleh Giuseppe Lirioni (1736). Kerusakan paling parah terjadi saat seorang yang tidak waras, Laszlo Toth menyerang patung pieta dengan palu yang dibawanya (21/05/72). Kini patung pieta tetap berada di tempatnya semula namun dilindungi kaca anti peluru. Umat masih dapat menikmati keindahan mahakarya seni ini dari luar kaca.

Basilika Santo Petrus dan segala karya seni yang terdapat di dalamnya, dibuat dengan semangat menggelora untuk mengagungkan Tuhan, sang Pencipta. Basilika masih tetap berdiri dengan megahnya. Semoga juga semangat yang sama tetap dapat menggelora di dada kita masing-masing yang menyaksikannya.

Heri Kartono OSC. (Dimuat di Majalah MENJEMAAT Edisi Juni 2008).

 

4 comments:

Rosiany T.Chandra said...

Memang layak disebut sebagai mahakarya seni arsitektur.Aku bertanya2,betapa kayanya zaman Romawi saat itu,sehingga dana utk pembangunan gedung2 lain yg sampai saat ini ada, bisa terwujudkan.Sampai sekarang pun masih kaya ya?

Heri Kartono said...

Tergantung prioritasnya kemana.
Dulu emang semangatnya lagi hebat.
Kalau ada semangat, pasti ada jalan. Borobudur dan candi-candi lain pasti juga dibangun dengan semangat dan cita-cita besar!
HK.

Rosiany T.Chandra said...

Kalau begitu semangat&cita2 besar yg menghasilkan investasi yg tak ternilai harganya ya dari sisi sejarah maupun seni dan budaya utk generasi sekarang.Bravo!Kapan menulis ttg Pantheon?

Salam

Heri Kartono said...

Memang, musti ada cita-cita besar yang sebelum ada perwujudan. Biasanya cita-cita besar muncul dari orang2 besar juga. Sementara saya kan orang kecil, tingginya aja 159 Cm hehehe....
Pantheon sudah pernah saya tulis kok. Bentar lagi saya masukan BLOG deh.
Thanks ya.