Saturday, May 10, 2008

Jan Bambacht.


 

ORGAN DENGAN CITARASA MEMUASKAN

Organ pipa bisa bertahan ratusan tahun dengan kualitas suara yang memuaskan. Gereja-gereja utama di dunia umumnya menggunakan organ jenis ini untuk mendukung suasana liturgis”, papar Jan Bambacht menjelaskan seluk-beluk organ pipa 

Jan Bambacht dan Organ Pipa.

“Organ pipa terbesar yang pernah kami buat adalah di Orange City, Nebraska, USA. Tinggi organ tersebut empatbelas meter, lebar hampir sepuluh meter dengan empat keyboard atau manual. Organ tersebut kami selesaikan dalam waktu dua setengah tahun”, ujar Jan Bambacht bersemangat. Jan ditemui ketika sedang men-servis Organ Pipa di gereja San Giorgio, Roma (4/5/06).

Sejak usia 15 tahun Jan Bambacht mengaku sudah tertarik dengan Organ, khususnya Organ Pipa. Selain tertarik untuk memainkan organ, Jan juga tertarik pada seluk-beluk Organ. Karenanya pada usia remaja itu, Jan memutuskan untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan Organ di Sekolah Teknik di Gorinchem, Den Bosch, Belanda. Setelah tiga tahun belajar di Gorinchem, Jan memperdalam pengetahuannya di Utrecht selama dua setengah tahun. Di sini ia mulai mencoba membuat pipa-pipa organ sendiri.

Sesudah pengetahuannya tentang Organ Pipa dirasa cukup, Jan membuka bengkel perbaikan Organ Pipa di daerah Brabant, Belanda Selatan. Banyak gereja-gereja di sekitar Brabant meminta jasa Jan untuk perbaikan Organ Pipa milik mereka. Pria berbadan subur ini mengaku pernah memperbaiki Organ Pipa yang berumur lebih dari 200 tahun. Seiring dengan bertambahnya pengalaman, Jan mulai merintis membuat Organ Pipa sendiri.

Pada tahun 1971, ketika usianya baru 19 tahun, Jan bergabung dengan Pels & Van Leeuwen, perusahaan pembuat Organ Pipa ternama di Belanda. Sesudah beberapa tahun bekerja, suami dari Antonia van Driel ini dipercaya menjadi wakil presiden perusahaan tersebut sampai sekarang. Ketika ditanya sudah berapa Organ Pipa yang ia buat, Jan mengangkat kedua tangannya: “Wah, saya tidak ingat lagi, sudah banyak sekali!”, jawab Jan spontan. Lewat keahliannya ini Jan Bambacht melanglang dunia mulai dari Amerika Serikat, Mexico, Jepang, Taiwan sampai Korea Selatan untuk memenuhi pesanan pembuatan Organ Pipa maupun untuk perbaikan.

Pada masa sekarang banyak orang membeli Organ Elektronik. Alasannya, selain harganya jauh lebih murah, perawatannyapun tidak sulit. Namun menurut Jan, perusahaan Organ Pipa masih tetap bisa bertahan. “Organ Elektronik suaranya meng-copy suara Organ Pipa, jadi tidak orisinil. Selain itu, suara Organ Elektronik statis. Sementara Organ Pipa suaranya jauh lebih jernih dan lebih hidup. Tambahan, Organ Pipa dibuat sesuai dengan pesanan. Karenanya jelas lebih cocok dan harmonis dengan sekitarnya”, ujar Pria berjambang ini bernada promosi.

Organ Pipa tertua yang masih digunakan sampai sekarang ada di Basilika Valere di Swiss. Organ Pipa ini dibuat sekitar tahun 1390. Sampai sekarang sebagian besar pipa-pipanya masih asli. Sementara Organ Pipa terbesar yang pernah dibuat ada di Auditorium Atlantic City, New Jersey. Organ yang berisi 32.000 keping pipa ini dibuat antara tahun 1929 sampai 1932. Sayang, Organ yang sebenarnya belum terlalu tua ini tidak bisa digunakan lagi. 

Pada umumnya Organ Pipa digunakan di gereja, baik gereja Katolik maupun Protestan untuk mengiringi lagu-lagu rohani. Sejumlah gereja besar seperti Katedral Bristol-Inggris, Katedral St.Raphael, Dubuque-Iowa, Katedral St.Patrick New York, semuanya menggunakan Organ Pipa. Malahan, beberapa gereja di Indonesia-pun menggunakan Organ Pipa, warisan para misionaris jaman dulu. 

Tidak selamanya Organ Pipa digunakan di dalam gereja. Organ jenis ini bisa juga digunakan di tempat lain, seperti di Sinagoga, Balai Kota atau untuk suatu Konser musik Orkestra. Bahkan, grup band Rock seperti YES atau Rick Wakeman dari Inggris juga menggunakan Organ Pipa untuk mendapatkan effek yang sempurna.

Instrumen yang Sempurna.

Pastor Antonius Garinsingan MSF yang sedang study Musik Liturgi di Scuola Musica, Roma, mengatakan bahwa Organ adalah instrumen musik yang sempurna. “Dikatakan sebagai instrumen yang sempurna karena dalam sistem instrumen Organ, seorang organis bisa sekaligus memainkan baik melodi, iringan/accord dan bass bersama-sama, dengan kekuatan sostenuto suara (suara mengambang di udara) dan vibrasi (getaran) suara melebihi instrumen solis (archi) lainnya”, jelasnya. Lebih lanjut, imam kelahiran Tamiang Layang, Kalimantan ini menambahkan: “Kelebihan lainnya dari instrumen Organ adalah dalam hal kapasitasnya untuk memproduksi nada suara. Organ mampu menghasilkan nada suara sampai serendah-rendahnya maupun sampai setinggi-tingginya. Selain itu, kekuatan volume Organ juga luar biasa. Barangkali hal-hal ini semua menjadi alasan mengapa Organ diadopsi menjadi instrumen khas dalam gereja”, paparnya meyakinkan.

Masih menurut Antonius, cikal bakal instrumen Organ berasal dari instrumen musik bangsa Romawi, hydraulis yang sudah dikenal sejak abad III sesudah masehi. Dalam perkembangannya (di Barat) Organ diterima oleh Gereja sebagai instrumen musik dalam liturgi. Menurut Antonius, memang ada kaitan yang erat antara liturgi dan musik. “Musik merupakan salah satu sarana terbaik dari manusia dalam mengekspresikan kepekaan dan emosinya secara mendalam. Karenanya tidak mengherankan bahwa Gereja menerima musik sebagai bagian dari sarana untuk berdoa, memuji dan menyampaikan permohonan pada Sang Pencipta”, ujar imam yang pernah bekerja di sebuah paroki pedalaman Kal-Tim ini. Hal senada disampaikan juga oleh suster Maria Yenny RVM. “Peranan musik sangat penting dalam perkembangan gereja. Perayaan Ekaristi menjadi kurang menarik tanpa kehadiran musik. Musik yang cocok tidak hanya memeriahkan suasana tetapi dapat menghantar umat lebih dekat kepada Allah”, ujar suster yang sedang study musik di Roma ini.

Menurut suster asal Atambua ini, semua alat musik sebenarnya bisa masuk dalam gereja. “Yang penting, musik tersebut mendukung tujuan liturgi dan para pemainnya bisa menghayati, tahu dan sadar akan hal tersebut”, lanjutnya.

Sehubungan dengan Organ Pipa, baik suster Yenny maupun pastor Antonius mengakui bahwa Organ jenis ini memang amat bagus kualitas suaranya. “Ini jenis Organ spesial dan khusus. Saya rasa cocok sekali untuk menciptakan suasana liturgi yang megah. Gereja yang megah dan besar, seperti Katedral cocok bila menggunakan Organ Pipa. Namun, gereja-gereja di pedalaman pasti tidak mampu membeli Organ jenis ini. Jangan-jangan harga Organnya jauh lebih mahal dari gedung gerejanya!!”, ujar Antonius sambil tertawa.

Organ Pipa atau alat musik apapun yang digunakan di dalam gereja bertujuan untuk membantu orang lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Namun, segala perasaan kita tak bisa diekspresikan dengan bantuan apapun bila pertama-tama kita tidak memiliki keinginan tulus untuk memuji dan memuliakan-Nya!

Heri Kartono (Dimuat di Majalah HIDUP, 9 Juli 2006).

 

 

3 comments:

Rosiany T.Chandra said...

Artikel yg sangat menarik.Kalau tidak salah ada jurusan khusus organ pipa ini di berbagai Uni di Eropa.
Aku pernah sekali menikmati konsert dari organ pipa ini di gereja di Jerman puluhan tahun yg lalu.Menakjubkan!

Rosiany T.Chandra

Heri Kartono said...

Betul, kata orang yang mengerti musik, organ jenis ini suaranya paling bagus. Yang pasti, pemeliharaan dan harganya nggak diragukan, mahal sekali!!
Thanks ya.

Anonymous said...

Kan someone translate this in english for me thanks a lot!