Monday, April 28, 2008

Handoko Indosiar.


 

ANTARA VATIKAN DAN CIGUGUR 

“Orang Katolik itu sering diidentikan kaya. Kalau orang hanya melihat tayangan dari Vatikan dengan Basilika Santo Petrus yang agung atau Katedral Jakarta yang megah, gambaran tersebut bisa saja terbentuk. Tapi, orang katolik kan banyak juga yang miskin dan berada di desa-desa kecil. Karenanya, Indosiar dalam momentum khusus tidak hanya menayangkan siaran langsung dari Vatikan, tapi juga dari gereja-gereja di desa kecil, seperti Cigugur di Kuningan”, papar Handoko, dirut Indosiar.

Handoko didampingi istrinya mampir ke Roma dalam perjalanan kembali ke Indonesia. Sebelumnya, ia bersama rombongan Indosiar berbelanja Film di Cannes.

“Tahun ini Indosiar akan menyiarkan secara langsung acara Paskah dari desa Cisantana, (masih di wilayah sekitar Cigugur/Kuningan) pagi hari dan sore harinya Misa Paskah dari Vatikan”. Ketika ditanya mengapa memilih desa Cisantana dan bukan salah satu paroki di Flores, Handoko menjawab: “Lha, kalau acara gereja Katolik dari daerah NTT kan biasa, tapi kalau dari daerah pasundan seperti Cisantana, tentu mempunyai daya tarik tersendiri!”, ujarnya.

Menurutnya, siaran tentang kehidupan beragama di desa-desa tidak kalah menarik. Ia memberi contoh: “Di salah satu desa di Jawa Tengah, untuk mencapai gereja, orang sering harus berjalan kaki melewati pematang sawah. Tentu saja perjalanan itu membuat kaki mereka kotor berdebu. Untunglah di dekat gereja di sediakan pancuran air bening tempat orang membasuh kaki sebelum memasuki gereja. Gambaran kehidupan sederhana seperti ini bagus untuk mengimbangi kesan kaya orang-orang Katolik”, papar pria yang sudah dikaruniai dua cucu ini. 

Heri Kartono. (Dimuat di majalah HIDUP, April 2006 ?).

 

No comments: