MENDADAK GUGUP
Oktavianus Wibowo adalah mahasiswa filsafat Universitas Urbanianum, Roma. Saat ini ia sedang menempuh semester empat. Oktavianus tinggal di sebuah keluarga Italia yang tidak memiliki anak. Bagaimana sampai pemuda kelahiran Mentawai (11/10/82) ini kuliah di Roma dan tinggal di sebuah keluarga Italia? Menurut Okta, itu semua karena jasa kelompok Sant’ Egidio. Kelompok inilah yang mengupayakan dia kuliah di Roma, sementara keluarga Italia dimana Okta tinggal, adalah juga anggota kelompok yang sama.
Di luar kegiatan kuliah, anak bungsu dari 7 bersaudara ini aktif di lingkungan komunitas Sant’ Egidio. “Setiap malam saya datang ke Komunitas (Sant’ Egidio) untuk bergabung berdoa. Di luar itu saya banyak membantu orang-orang cacat, baik cacat mental maupun fisik”, ujar Okta yang mengenal Sant’ Egidio saat ia duduk di bangku SMA Xaverius Padang.
Pada saat Paus Benediktus XVI mengunjungi kelompok Sant’ Egidio (07/04/08), Oktavianus dipercaya mewakili kawasan Asia menyambut Paus. Okta diberi tugas untuk menjelaskan secara singkat keberadaan Sant’ Egidio di wilayah Asia dalam bahasa Italia kepada Bapa Suci. Tentu saja dirinya amat senang dan bangga mendapat kehormatan itu. Ia mempersiapkan diri sebaik-baiknya, menghafalkan kata demi kata bahkan sempat berlatih berbicara sendiri. Iapun merasa mantap.
Saat sudah benar-benar di hadapan Sri Paus dan menjabat tangan Bapa Suci, Oktavianus Harry Wibowo mendadak gugup. Penjelasan singkat yang sudah disiapkan dengan sempurna, tiba-tiba menghilang entah kemana. Andrea Riccardi, pendiri Sant’ Egidio yang ikut mendampingi, sempat bingung juga. Akhirnya dengan terbata-bata, Okta berhasil juga menyelesaikan tugasnya. “Berada begitu dekat dengan Bapa Suci membuat saya mendadak gugup dan kehilangan kata-kata”, ujar Oktavianus, mentertawakan kegugupan dirinya.
Heri Kartono, OSC. (Dimuat di Majalah HIDUP, 11 Mei 2008).
No comments:
Post a Comment